akses jalan
Kondisi jalan penguhubung Banjar Belancan dan Banjar Bukih yang putus sejak hampir setahun lalu. (BP/ina)

BANGLI, BALIPOST.com – Akses jalan penghubung Banjar Belancan dengan Banjar Bukih di Desa Belancan Kintamani putus sejak hampir setahun terakhir. Kondisi itu terjadi akibat badan jalan tersebut diterjang air bah. Lantaran belum mendapat perbaikan, warga dari Banjar Belancan yang hendak menuju Banjar Bukih maupun sebaliknya terpaksa melalui jalan beton yang dibuat warga secara bergotong royong.

Perbekel Desa Belancan Ketut Mendra Minggu (21/1) mengatakan, putusnya akses jalan penghubung Banjar Belancan dengan Banjar Bukih terjadi bersamaan dengan bencana tanah longsor yang terjadi di Desa Songan 2017 lalu. Panjang badan jalan yang putus mencapai 26 meter. Putusnya akses jalan itu, menyebabkan aktivitas warga Banjar Bukih termasuk beberapa desa lainnya yang ada disekitarnya terganggu.

Baca juga:  Biaya Hidup Puluhan Mahasiswa Palu di Yogyakarta Dibantu Berlico Farma

“Warga dari Banjar Bukih, Gelagahlinggah dan Desa Bayungcerik yang mau ke Belancan sulit. Petani dari wilayah tersebut yang mau bawa hasil buminya ke Denpasar, Kayuambua, dan Ubud terpaksa harus lewat ke Kintamani,” terangnya.

Selain menghambat perekonomian, putusnya jalan itu juga membuat warga Banjar Bukih sedikit terhambat dalam mendapat pelayanan di Desa Belancan. Sejak bencana itu terjadi, Mendra mengatakan warga dari Banjar Bukih termasuk warga dari beberapa desa lainnya di sekitarnya telah membuat jalan darurat yang dibeton secara gotong royong. Karena ukuranya sempit, jalan tersebut hanya bisa dilintasi sepeda motor. “Kalau pakai mobil harus lewat Kintamani. Dan itu lumayan jauh sekitar 11 km,” jelasnya.

Baca juga:  Strategi Mitigasi dan Sigap Bencana

Menurut Mendra, pihaknya telah menyampaikannya ke Pemkab Bangli. Pada tahun 2017. Jalan putus itu sudah sempat akan ditangani pemerintah melalui dana APBD Perubahan. Untuk menghubungkan dua banjar itu, rencananya pemerintah akan membuatkan jembatan. Hanya saja karena waktu yang tersisa terbatas, akhirnya rencana itu batal. “Membangun jembatan tidak mungkin diambil di anggaran perubahan. Karena waktu yang dibutuhkan untuk itu minimal 7 bulan,” ujarnya.

Baca juga:  Hasilnya Mengejutkan, Ini Rerata Kualitas Guru dan Tenaga Kependidikan di Bali

Sesuai informasi yang diterimanya, rencananya pembangunan jembatan akan dilakukan Pemerintah tahun ini. Untuk hal itu, Pemkab Bangli, kata Mendra telah menggangarkan dana sebesar Rp 7 miliar. “Selain untuk pembangunan jembatan, juga sekaligus untuk perbaikan di dua titik jalan yang jebol,” imbuhnya. (dayu rina/balipost)

BAGIKAN

1 KOMENTAR

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *