I Ketut 'Banat' Ariana. (BP/nel)

DENPASAR, BALIPOST.com – Lifter gaek asal Bali I Ketut ‘Banat’ Ariana, harus susah payah untuk merebut tiket PON. Terbukti, Banat yang turun di kelas 73 kg, harus puas menduduki peringkat ketujuh, dengan angkatan snatch 132 kg dan clean and jerk 142 kg, hingga total angkatannya 274 kg, dalam Pra PON angkat besi, di GOR Saparua, Bandung, Kamis (20/7).

Padahal, syarat lolos setidaknya harus bercokol di urutan keenam. Namun, bersyukur sesuai dengan hasil peringkat, terdapat dua lifter tuan rumah Jabar yang merebut tiket PON, yakni Handoko Meitriana dan M. Januar Abdul. “Jika mengacu peraturan Pra PON, tiap provinsi cukup seorang lifter yang lolos,” tegas Ketua Umum PABSI Bali, I Wayan Bun Setiady, yang dikontak, Kamis (20/7).

Baca juga:  Antisipasi COVID-19, Kapal Viking Sun Ditunda Sandar di Pelabuhan Benoa

Alhasil, posisi Banat naik satu seterip ke urutan keenam. Wayan Bun menyesalkan persiapan lifter Bali, yang hanya tiga bulan, berikut dana cekak. “Sebenarnya, tergantung pola latihan Banat ke depan,” ujar pria yang akrab disapa Obid ini.

Banat sendiri peringkat kelima di Pra PON, tetapi meraih perunggu di kelas 81 kg, pada PON Papua. Ia mengakui, atlet Bali tampil kurang maksimal, seperti Putu Santika turun di 55 kg berada di urutan kesembilan, tinggal menyisakan atlet Dewa David, Dewa Ayu Meli, serta Reina Honggono. “Kami menurunkan lima atlet, selama Pra PON 16-23 Juli,” ungkap Obit.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Harian di Bali Masih Fluktuatif, Persentase Sembuh Makin Tinggi

Sementara Banat menerangkan, dirinya lolos dramatis. Kalau program latihannya jangka panjang, saya bisa menyumbang medali,” jelas lifter 34 tahun ini.

Ia menilai, pembinaan olahraga di Bali berbasis dana minimalis, tetapi targetnya emas. (Daniel Fajry/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *