BANGLI, BALIPOST.com – Sejak awal tahun hingga pertengahan Juli 2023, sebanyak 132 kejadian bencana terjadi di Kabupaten Bangli. Estimasi kerugian mencapai hampir Rp 8 miliar.
Kerugian dihitung dari kerusakan fisik bangunan yang ditimbulkan akibat kejadian bencana. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Damkar Kabupaten Bangli bencana yang terjadi dalam kurun waktu tersebut antara lain tanah longsor, pohon tumbang, jalan jebol, dan angin kencang, akibat pengaruh cuaca ekstrim.
Ada juga beberapa kejadian kebakaran gedung maupun permukiman. Bencana tersebut terjadi di empat kecamatan.
Selain menyebabkan kerusakan fasilitas pribadi warga dan umum, seperti jalan, bencana yang terjadi pada kurun waktu tersebut juga menelan dua orang korban jiwa dan menyebabkan 7 orang luka ringan.
Kepala Pelaksana BPBD dan Damkar Kabupaten Bangli I Wayan Wardana, Rabu (26/7) mengatakan total estimasi kerugian material yang ditimbulkan akibat bencana yang terjadi mencapai Rp 7.960.720.000. Nilai kerugian itu hanya memuat estimasi/tafsiran terhadap nilai kerusakan fisik bangunan. Belum termasuk total nilai kerugian dari dampak kejadian bencana.
Disampaikan juga bahwa langkah-langkah yang telah diambil pascaterjadinya peristiwa bencana, antara lain pemberian bantuan logistik kepada korban bencana pada sektor pemukiman. Bantuan bersumber dari BPBD – Damkar, Dinsos Bangli, dan PMI Bangli. Untuk korban luka dan korban meninggal telah diusulkan mendapat dana santunan yang sumber anggarannya dari BPBD Provinsi Bali.
“Untuk kerusakan pada fasilitas pribadi, fasilitas umum milik masyarakat setelah lolos verifikasi oleh Tim Kajian Kebutuhan Pasca Bencana diusulkan untuk mendapat bantuan sosial yang tak terencana Sesuai Peraturan Gubernur Bali nomor 32 tahun 2021. Sumber anggarannya dari BPBD Provinsi Bali,” jelas Wardana. (Dayu Swasrina/balipost)