DENPASAR, BALIPOST.com – Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar telah melakukan penguatan kelembagaan melalui usulan transformasi nomenklatur baru menjadi Institut Seni Indonesia (ISI) Bali. Proses pengusulan telah mendapat rekomendasi berbagai pemangku kepentingan, dukungan kalangan maestro, seniman, dan tokoh masyarakat, serta telah disetujui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI. Kini tinggal penetapan melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia. Penetapan menjadi ISI Bali merupakan jawaban untuk semakin berkiprah di gelanggang seni, desain, dan budaya tingkat dunia.
Perubahan nomenklatur menjadi ISI Bali, bukan hanya persoalan mengubah nama, jelas Rektor ISI Denpasar Prof. Kun Adnyana. “Menjadi ISI Bali merupakan bangunan momentum dan iktiar untuk memasuki pusaran seni-desain-budaya global yang sesungguhnya. Bali merupakan jenama sekaligus lokus global yang dikagumi telah terpatri sejak lama. Aktualisasi Bali Padma Bhuwana semakin penting bagi pemajuan seni budaya Indonesia,” urai profesor sejarah seni itu.
Wakil Rektor bidang Umum dan Keuangan ISI Denpasar, Dr. Ketut Muka menambahkan, penguatan kelembagaan menjadi ISI Bali, dalam dua tahun terakhir juga ditopang berbagai upaya strategis. “Telah dilakukan pembenahan sistem dari manual menjadi digital, penguatan nomenklatur keilmuan seni dan desain melalui pembangunan kurikulum MBKM untuk seluruh prodi, peningkatan kualitas sumber daya, penumbuhan ekosistem kerja sama dan kemitraan, penatawahanaan aktualisasi stratejik, serta proyeksi kebijakan pro pemajuan sarana-prasarana laboratorium, studio, dan perangkat teknologi digital, baik perangkat lunak maupun keras,” ucapnya.
Prof. Kun Adnyana menjelaskan, bahwa sejak 2021 ISI Denpasar telah menyelenggarakan program pembelajaran seni dan desain skala internasional, baik melalui skema pembelajaran singkat satu semester maupun Program Tematik yang memadukan platform kurikulum Eropa dengan Kurikulum MBKM ISI Denpasar. “Program pembelajaran internasional dimaksud di antaranya, skema Global-Bali Arts Short Course (G-BASC), Bali-International Program for Arts and Desain Studies (B-IPADS), dan Global-Bali Arts Residency (G-BAR). Puluhan mahasiswa dan talenta negeri manca telah ambil bagian atas pilihan-pilihan program pembelajaran internasional ini,” katanya. (kmb/balipost)