Seorang pedagang buah di pasar tradisional menunggu pembeli. (BP/wulan)

DENPASAR, BALIPOST.com – Perayaan Hari Suci Galungan yang jatuh pada Rabu (2/8) membuat meningkatnya permintaan buah. Di tengah kondisi ekonomi yang mulai pulih akibat terhantam pandemi COVID-19, buah lokal menjadi pilihan konsumen.

Ditemui di lapak dagangannya di Pasar Agung, pada Selasa (1/8), Nyoman Artha (63) mengungkapkan buah lokal lebih banyak dicari pembeli dalam perayaan Galungan ini. Ia pun mengatakan terdapat kenaikan harga untuk sejumlah buah lokal. “Buah lokal yang mahal sekarang,” ujarnya,

Baca juga:  Masalah Sampah, Kapankah akan Tuntas?

Ia mengungkapkan manggis adalah buah lokal yang mengalami kenaikan harga signifikan. Sekilo manggis dijualnya Rp45.000. Hal ini karena di Bali belum panen manggis, dan pasokannya berasal dari Jawa.

Harga buah yang dijualnya relatif bervariasi, tergantung jenisnya. Kenaikan mencapai kisaran Rp5.000 sampai Rp10.000 per kilonya.

Kenaikan harga buah ini pun membuatnya harus menambah modal. “Serba sulit kalau buahnya mahal, kalau begini modal harus nambah,” sebut pria asal Penarungan itu.

Baca juga:  Semester I 2018, Ekonomi Bali Tumbuh 5,86 Persen

Sementara itu, pedagang buah di Pasar Badung, Nyoman Asih (50) mengungkapkan buah lokal banyak dicari pembeli untuk perayaan Galungan. “Buah lokalnya banyak yang beli tapi agak langka sekarang. Paling lebih banyak jeruk atau salak,” ucap perempuan asal Penatih itu.

Asih mengatakan harga buah tak mengalami kenaikan signifikan. Buah impor dijualnya di kisaran Rp25.000 atau Rp30.000 per kilogram. Sedangkan buah lokal, sekilonya dijual Rp15.000 hingga Rp.20.000.

Baca juga:  Satu Pasien Terkonfirmasi COVID-19 di Kota Denpasar Meninggal

Ditanya soal peningkatan jumlah pembeli, ia mengaku tak jauh beda dengan Galungan sebelumnya. “Standar aja apalagi sekarang di jalan-jalan banyak pedagang buah,” jelasnya. (Wulan/balipost)

BAGIKAN