Bupati Suwirta dan Wabup Kasta berbincang dengan warga saat melakukan bedah desa. (BP/ist)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Pengentasan kemiskinan menjadi salah satu prioritas Pemkab Klungkung setiap tahun. Sejumlah program yang langsung menyentuh masyarakat diigulirkan. Demikian juga dengan memaksimalkan potensi daerah.

Langkah tersebut telah memunculkan hasil positif. Sejak 2015 hingga 2017, sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, angkanya mengalami penurunan dari 12.110 KK menjadi 11.147 KK atau dari 6,35 persen menjadi 6,29 dari jumlah penduduk. Hal serupa juga terjadi pada kedalaman dan keparahan kemiskinan. Prestasi ini ini pun mendapat pujian.

Sekretaris Daerah (Sekda) Klungkung, I Gede Putu Winastra menjelaskan sesuai potret yang dilakukan mulai Maret 2015 sampai 2017, Kabupaten Klungkung berhasil menurunkan kedalaman kemiskinan (P1) dari 0,78 menjadi 0,33. Capaian ini menjadi yang tertinggi di Bali. Sementara keparahan kemiskinan (P2), dari 0,13 dengan garis kemiskinan (GK) Rp 284.789/kapita/bulan menjadi 0,04 dengan GK Rp 299.664/kapita/bulan. “Ini capaian yang sangat baik. Kedalaman dan keparahannya terendah di Bali,” ujarnya, Rabu (24/1).

Baca juga:  Sekaa Gong Yowana Wira Bumi di PKB ke-40, Pentaskan Fragmentari Jatuhnya Rsi Bisma

Terkait success story menurunkan angka kemiskinan, pejabat asal Tabanan ini menyebutkan persentase penduduk bekerja dengan di bawah 35 jam per minggu sebesar 28,90 persen. Angka tersebut relatif sedikit. “Itu artinya penduduk Klungkung yang bekerja diatas 35 jam perminggu semakin meningkat,” sebutnya.

Mewujudkan capaian itu, juga tidak terlepas dari pertumbuhan ekonomi daerah berada di atas pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali yang berimbas pada peningkatan pendapatan perkapita, di samping penerapan sejumlah kebijakan pembangunan, khususnya dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah, meliputi sektor pertanian, infrastruktur, perbaikan dan pembangunan pasar. “Kalau dari 2011 sampai 2014, pertumbuhan ekonomi masih di bawah provinsi. Setelah itu, cenderung naik dan sekarang lebih tinggi,” bebernya.

Baca juga:  Minggu, Pujawali Pura Dasar Buana Gelgel Dimulai

Ia menambahkan gini ratio (pengukur tingkat ketimpangan pendapatan secara menyeluruh) Kabupaten Klungkung juga berada tidak jauh dari Provinsi Bali, yakni 0,3601.

Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta menyampaikan pengentasan kemiskinan maupun menurunkan kedalaman dan keparahannya bukan perkara mudah. Namun harus melalui serangkaian proses yang harus dikomunikasikan dengan pemerintah di bawah, seperti desa dan dusun. “Pertama kali saya menjabat sebagai bupati, data kemiskinan dibedah. Setelah itu dilanjutkan dengan turun ke desa melalui program bedah desa. Dari itu bisa tahu kondisi sesungguhnya dan langsung mencarikan solusi persoalan yang dihadapi masyarakat,” ungkapnya.

Tak kalah penting, menurutnya, pengentasan kemiskinan juga memerlukan konsep yang jelas. Harus ada upaya secara berkelanjutan yang benar-benar mampu membawa masyarakat bersangkutan kearah yang lebih baik. “Seperti bedah desa tadi, ada anak yang ditinggalkan orangtuanya. Ia tinggal dengan kakeknya. Sekarang memang belum tergolong miskin. Tetapi kalau tidak ditangani, bisa jadi miskin nantinya. Ini harus ditangani. Berikan mereka beasiswa pendidikan. Berikan juga jaminan kesehatan. Harus ada konsep melihat, memvalidasi dan menangani,” tegasnya.

Baca juga:  Zona Risiko COVID-19 Bali Belum Berubah

Bupati asal Nusa Ceningan, Kecamatan Nusa Penida ini menambahkan, mempertahankan prestasi itu, langkah-langkah inovatif terus digulirkan. Peningkatan perekonomian masyarakat dilakukan dengan menggali sumber-sumber ekonomi kreatif, seperti pertanian garam dan Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) yang bisa menghasilkan bahan bakar dan listrik. “Ekonomi kreatif ini sangat potensil untuk meningkatkan kesejahteraan. Kami juga telah punya Yowana Gema Santi. Mereka akan memotivasi masyarakat untuk bangkit,” tandasnya. (Adv/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *