Ngurah Weda Sahadewa. (BP/Istimewa)

Oleh Sahadewa

Pada saat yang bersamaan terjadilah apa yang disebut antara kenyataan dan perubahan. Kemanapun sebenarnya kenyataan itu berjalan maka perubahan dapat dideteksi dengan jitu apabila pertama, perubahan yang menjadi kesesuaian antara apa yang diduga sebelumnya dengan kenyataan yang terjadi. Kedua, kenyataan yang terjadi ternyata tidak bersesuaian denga napa yang diduga sebelumnya. Ketiga, keduanya itu sama-sama dapat terjadi namun dalam konstelasi yang berbeda secara konteks dan aktualitasnya artinya yaitu pertama, tidak ada kesesuaian antara keduanya baik antara perubahan yang diharapkan dengan kenyataannya ataupun yang kedua yaitu kesesuaian antara perubahan yang diharapkan dengan kenyataannya.

Kenyataan dalam kehidupan tidak mungkin selalu dapat dipastikan segala sesuatunya itu sehingga membutuhkan semangat tersendiri dalam mengantisipasi adanya suatu bentuk dan pola perubahan tertentu. Sudah barang tentu ini merupakan sebuah kenyataan yang tak dapat dijadikan sebagai bentuk dan pola yang baku melainkan semua itu bisa saja senantiasa berkembang yang selalu terbuka untuk apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Untuk itu diperlukan tidak hanya sebatas semangat saja melainkan ada sebuah kekuatan tersendiri yang mampu untuk menjadi pendukung penting dalam mengarahkan kemampuan yang sudah dimiliki.

Baca juga:  Menata Keberlanjutan Sektor Swasta

Pada dasarnya tidak mungkin sebagai manusia biasa untuk mampu dalam mendeteksi ke mana perubahan dapat terjadi. Akan tetapi, dapat dijadikan sebagai sebuah kenyataan baru bahwa tidaklah ada kemungkinan yang tidak mungkin ataupun tidak dapat dipastikan kejadian yang pasti dari adanya kemungkinan itu. Oleh karenanya dengan kenyataan sedemikian itu dapatlah dirumuskan bahwa kenyataan di masa depan dapat terjadi bergantung kepada kemungkinan yang dapat dirancang.

Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ungkap ada dua persoalan pokok dalam penulisan kali ini yaitu pertama, kenyataan tidak mungkin terjadi jika memang tidak harus terjadi. Kedua, harus tidaknya terjadi bergantung kepada 2 hal yaitu keadaan dan kondisi yang memungkinkan. Pada dasarnya pula dapat dihitung secara lebih cermat jika kemampuan terhadap dua yang di atas itu dijadikan sebagai modal penting. Modal penting untuk menempatkan kejadian yang paling mungkin terjadi. Kemungkinan di masa yang akan datang terjadi adanya kenyataan bahwa pertama, kenyataan yang tidak terduga. Kedua, kenyataan yang patut diduga. Ketiga, kenyataan yang merupakan fakta aktual di masa depan.

Baca juga:  Sembako, IKN dan Pemilu 2024

Kenyataan adanya perubahan memang tidak dapat ditolak, dibantah dan dihindari. Itulah mengapa ada manusia dikarenakan untuk siap dengan adanya perubahan karena pertama, kenyataan tidak mungkin dikenali tanpa dijalani. Kedua, patut diduga jika kenyataan yang akan dijalani itu dimungkinkan untuk dijalani secara normal. Ketiga, normal berarti kenyataan tersebut pasti mampu diselesaikan apabila tersedia persoalan. Keempat, persoalan yang diselesaikan dengan jalan yang normal pula. Kelima, jika tidak normal berarti perlu usaha. Keenam, usaha yang dibutuhkan ataupun diperlukan bisa merupakan ekstra. Ketujuh, ekstra berarti ke depan membantu untuk menyelesaikan persolan secara lebih tuntas dan meyakinkan secara metodis. Kedelapan, tetap bersemangat dalam berkehidupan yang nyata karena sudah terselesaikan. Kesembilan, tidak patah semangat untuk meraih masa depan berikutnya secara simultan. Ini semuanya kesembilan tersebut adalah kaitan. Kaitan yang tak terpisahkan untuk membantu kemampuan dalam menempuh kenyataan.

Inilah yang merupakan inti dari tulisan ini yaitu tidak menjadikan kehidupan menjadi tersia-siakan. Pada saat tahun berganti menjadi 2024 sudah tentu ada perubahan yang berarti tidak karena adanya rencana Pemilu melainkan karena kekuatan perubahan mesti terjadi mengingat dasar pertimbangan sebagai berikut pertama, kenyataan yang akan terjadi dan kedua, kenyataan yang pasti terjadi. Kenyataan yang akan terjadi menuntun diri untuk tidak berani bertindak macam-macam seumpama tindakan tersebut mengarah kepada kejahatan ataupun sekurang-kurangnya ke arah negatif seperti dekonstruktif. Ke arah mana perubahan terjadi dapat dicari akarnya dari sini adanya. Kecuali itu, adanya kenyataan yang pasti terjadi dapat ditentukan dengan berdasarkan kebenaran.

Baca juga:  Bendesa Nyaleg Tak Harus Mundur

Kebenaran yang dijadikan sebagai landasan pada tulisan ini untuk dapat memastikan kenyataan 2024 sebagai berikut pertama, kenyataan bahwa tidak ada yang sempurna di masa lalu. Kedua, ada kebenaran dan ketidakbenaran di masa lalu. Ketiga, kebenaran yang diutamakan. Keempat, kebenaran yang dievaluasi secara kritis. Pada dasarnya ketika kebenaran dievaluasi secara kritis maka dapat ditempuh sebagai berikut pertama, kenyataan adalah kebenaran atau kedua, kebenaran adalah kenyataan. Ketika ataupun pada saat kebenaran adalah kenyataan maka kenyataan tahun 2024 adalah benar untuk terjadi. Ketika kenyataan adalah kebenaran maka kenyataan tahun 2024 adalah tidak benar untuk tidak terjadi.

Penulis, Dosen Fakultas Filsafat UGM

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *