Sejumlah bangunan masih dipertahankan di Pura Puseh Desa Adat Puseh Agung, Negara, salah satunya bale kulkul. (BP/Istimewa)

NEGARA, BALIPOST.com – Desa Adat Puseh Agung yang berada di jantung Kota Negara, memiliki parhyangan yang berusia tua. Salah satunya Pura Puseh, yang oleh desa adat tetap dilestarikan meskipun kini ada beberapa renovasi. Pura yang berada di pojok persimpangan tugu Pan Balang Tamak ini memiliki wewangunan yang masih dipertahankan kondisinya.

Bendesa Adat Puseh Agung, I Nyoman Sutama mengatakan, salah satu wewangunan di Pura Puseh yang tidak direhab adalah bale kulkul. Memang kondisinya sudah cukup tua dan hampir sama dengan berdirinya Pura Puseh. Sejatinya, desa adat sempat akan merenovasi bale kulkul karena kondisinya yang sudah lama. Namun, diputuskan tetap dipertahankan dan hanya dilakukan pergantian bagian atap.

Baca juga:  Sosialisasi "Nangun Sat Kerthi Loka Bali" Diawali dengan Penyerahan Kalung Om Kara

Menurut Sutama, ada beberapa kejadian aneh yang dialami ketika dilakukan rencana perehaban. “Ada kejadian nis yang dialami krama, ketika akan ada rencana perehaban bangunan bale kulkul. Ada suara dan warga yang kerauhan, sehingga kami memutuskan hanya mengganti atapnya saja karena juga sudah lapuk,” katanya.

Sedangkan bangunan yang lainnya juga beberapa masih dipertahankan dan direhab termasuk saat ini upaya untuk membangun tembok panyengker. Tahun ini rencananya memang akan ada perbaikan atau pembangunan tembok penyengker di sisi Pura yang berbatasan dengan rumah warga. Sebelumnya juga Pura Puseh dibantu dengan rehab tembok penyengker yang bersumber dari Semesta Berencana (provinsi) dan Pemkab Jembrana.

Baca juga:  Banjar Tampakgangsul Gelar Karya “Ngenteg Linggih”

Pura ini memiliki sejarah panjang dan berkaitan dengan pusat Kota Negara. Dimana sebelumnya, Pura Puseh ini merupakan bagian dari desa Pakraman yang cukup luas di wilayah kota. Seperti desa Adat Lelateng, Desa Adat Baler Bale Agung dan Desa Adat Puseh Agung. Dan sampai sekarang Pura Puseh ini juga masih jadi satu dengan Desa Adat Lelateng.

Begitu juga dengan Pura Dalem, krama di Puseh Agung melaksanakan persembahyangan di Pura Dalem Lelateng. Sebab dahulu, menjadi satu dengan Pura Segara di Pengambengan. Desa Adat Puseh Agung menaungi kurang lebih 1.300 KK terbagi di tiga Banjar Adat. Dari sisi Timur berbatasan langsung dengan Sungai Ijogading yakni Banjar Ijogading, Banjar Kesari dan Banjar Pasupati paling ujung Barat.

Baca juga:  Paguyuban Transportasi Sampan Protes Wahana Air di Teluk Gilimanuk

Di sisi utara desa adat berbatasan dengan Desa Adat Baler Bale Agung dan Desa Adat Lelateng di sisi selatan. Wilayah ini sebelumnya merupakan pusat pemerintahan Kota Negara. Termasuk kantor-kantor pemerintahan, baik itu kantor bupati, rumah jabatan dan alun-alun. Sebelum kantor pemerintahan berpindah di kawasan Civic Center di Dauhwaru, Kecamatan Jembrana. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *