Desa Adat Yangapi menggelar Ngusaba Negen. (BP/Istimewa)

BANGLI, BALIPOST.com – Desa Adat Yangapi, di Kecamatan Tembuku rutin menggelar upacara Ngusaba Negen. Upacara tersebut dilaksanakan di Pura Bale Agung desa adat setempat, setiap satu tahun sekali pada Purnamaning Sasih Karo.

Bendesa Adat Yangapi I Gede Sunada mengatakan pada upacara Ngusaba Negen ini, banten utama yang dihaturkan berupa banten tegenan. Isinya aneka hasil bumi, berupa buah-buahan, umbi-umbian dan lainnya.

Banten tersebut dibawa oleh masing-masing krama laki-laki dengan cara ditegen (dipikul). Seperti saat upacara Ngusaba Negen pada Selasa (1/8). Krama membawa banten tegenan dengan prosesi mepeed sepanjang tiga kilometer hingga ke Pura Bale Agung.

Baca juga:  “Mendem Padagingan” di Pura Puseh Desa Adat Sesetan

Upacara ngusaba negen di Desa Yangapi sudah diwariskan secara turun temurun oleh krama setempat sejak dahulu kala. Kata Sunada, sebagaimana penuturan tetua di Yangapi, sebelumnya di wilayah Yangapi pernah terjadi bencana yang mengakibatkan gagal panen. Itu berlangsung cukup lama.

Hingga pada akhirnya krama mendapat petunjuk dari alam. “Ada seseorang yang bermimpi pura dipenuhi buah-buahan. Sehingga oleh tetua kami hal itu dikemas dan disimpulkan dengan mempersembahkan banten tegenan,” jelasnya.

Baca juga:  Desa Adat Intaran Gelar “Tawur Ngusaba Desa” dan “Nangluk Merana”

Sejak dilaksanakannya persembahan banten tegenan, terjadi perubahan. Tanaman kembali tumbuh normal dan hasil panen kembali berlimpah. Oleh Krama upacara Ngusaba Negen dilaksanakan sebagai wujud syukur kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa atas berkah berupa hasil bumi.

Pelaksanaan Ngusaba Negen di Desa Adat Yangapi dituangkan dalam pararem. “Di Desa Adat Yangapi saat Purnama Karo dilaksanakan Ngusaba Negen, kalau Purnama Kepitu dilaksanakan Ngusaba dangsil,” terangnya.

Baca juga:  Disperindag Tera Ulang Alat Ukur di SPBE

Selaku Bendesa, Sunada mengapresiasi komitmen Gubernur Bali Wayan Koster dalam memperkuat dan memperkokoh adat, budaya serta kearifan local Bali lewat sejumlah kebijakan dan program yang telah diluncurkan. Terlebih masing-masing desa adat juga diberi bantuan dana secara langsung untuk membiayai program-program yang disusun desa adat. Pihaknya berharap kebijakan dan program Gubernur Koster dalam memelihara dan memperkokoh adat, seni dan budaya Bali bisa terus berlanjut. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *