SINGARAJA, BALIPOST.com – Seorang ibu, Luh Putu Sumiartini (39) dan anaknya, Kadek Yudistira (11) tewas tertimbun material longsor saat hujan deras melanda Kota Singaraja, Jumat (26/1) malam. Dari informasi yang dihimpun, saksi yang juga sebagai korban di peristiwa itu, Dewa Ketut Wisnu Saputra, mengatakan jika saat kejadian motor yang dikendarai ibu dan anak itu macet.
Menurut penuturan Dewa Gede Partana (44), adiknya Dewa Ketut Wisnu menceritakan kronologisnya. Motor macet dan ia berusaha membantu mendorong motor namun karena jalannya tanjakan dan melihat tembok pembatas tanah sudah miring, ia meminta dua orang tersebut lari. Namun terlambat, korban dan sepeda motor sama-sama tertimbun runtuhan tembok, termasuk dirinya.
Untungnya, ia diselematkan kakaknya, Dewa Gede Partana (44) yang saat itu pulang dari rumah orang tuanya di Lingkungan Tegal Mawar, Kelurahan Banjar Bali.
Pada pukul 21.45 Wita, Danramil 1609-01/Kota, Kapten Inf I Ketut Kamiyasa beserta anggota Koramil Kota, dibantu masyarakat Lingkungan Kalibaru, Kelurahan Banjar Jawa sekitar 30 orang menggali runtuhan tembok untuk mengeluarkan korban yang tertimbun. Pada 22.20 wita korban pertama, Ni Luh Putu Sumiartini dapat diangkat namun sudah meninggal dunia. Anaknya, Kadek Yudistira baru berhasil dievakuasi pada pukul 22.45 wita dan langsung dibawa ke RSUD Singaraja.
Hujan lebat pada Jumat (26/1) malam di Kota Singaraja makan korban. Peristiwanya terjadi sekitar 21.00 wita, di Jalan Wibisana, di RT II Lingkungan Kalibaru, Kelurahan Banjar Jawa, Kecamatan/Kabupaten Buleleng.
Sebuah tembok pembatas tanah milik Suri yang beralamat tinggal di Jalan Udayana Singaraja setinggi sekitar 6 meter dan panjang sekitar 10 meter roboh. Dari sinilah longsor tersebut berbuah maut.
Ni Luh Putu sumiartini (39) dan Kadek Yudistira (11) meninggal dunia. Sementara itu, Dewa Ketut Wisnu Saputra (28), mengalami luka lecet pada pinggang sebelah kanan dan punggung luka lecet. (Mudiarta/balipost)