DENPASAR, BALIPOST.com – Gubernur Bali, Wayan Koster menyampaikan pidato Pencapaian Kinerja 5 Tahun Tatanan Bali Era Baru dalam Sidang Paripurna Istimewa DPRD Provinsi Bali pada Peringatan Hari Jadi Ke-65 Provinsi Bali di Ruang Sidang Utama DPRD Provinsi Bali, Senin (14/8). Salah satu pencapaian yang disampaikan, yakni sukses membawa Bali menjadi tuan rumah penyelenggara KTT Presidensi G-20 pada November 2022 lalu.
Menggunakan busana adat Bali, Gubernur Koster menegaskan bahwa sesuai janji politik yang disampaikan pada saat kampanye, bahwa kepemimpinannya bersama Wagub Cok Ace, pembangunan Provinsi Bali diselenggarakan dengan Visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali,” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru, yang telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Semesta Berencana Provinsi Bali Tahun 2018-2023, dilaksanakan secara konsisten, teguh pendirian, dan komitmen kuat. Visi ini untuk menjaga alam, manusia, dan kebudayaan Bali secara niskala-sekala.
Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Buleleng ini, mengaku bersyukur dan berbahagia, karena untuk pertama kalinya dalam sejarah, Bali dipilih oleh Presiden Joko Widodo menjadi tempat penyelenggaraan pertemuan internasional, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Presidensi G20, 15-16 November 2022. Menurut Gubernur Koster, ini merupakan suatu kehormatan luar biasa, monumental, dan bersejarah, Bali menjadi tempat pertemuan Presidensi G20.
Bali benar-benar bangkit kembali sebagai pusat peradaban dunia, Bali Padma Bhuwana. Berbagai upaya secara niskala-sekala, mengantarkan pelaksanaan Pertemuan Presidensi G-20 berjalan dengan sangat lancar dan sukses.
Pertama, dihadiri oleh 17 kepala negara dan 3 Menteri Luar Negeri mewakili Kepala Negara Anggota G20. Yaitu, Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo; Presiden Amerika Serikat, Joe Biden; Presiden China, Xi Jinping; Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol; Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese; Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa; Presiden Prancis, Emmanuel Macron; Presiden Argentina, Alberto Ángel Fernández; Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan; Perdana Menteri India, Narendra Damodardas Modi; Kanselir Jerman, Olaf Scholz, Juga dihadiri Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida; Perdana Menteri Kanada, Justin Pierre James Trudeau; Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak; Perdana Menteri Italia, Giorgia Melon; Putra Mahkota Raja Saudi Arabia, Muhammad bin Salman bin Abdulaziz bin Abdul Al-Saud; Presiden Dewan Eropa, Charles Michel; Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov; Menteri Luar Negeri Brazil; Carlos Alberto França; dan Menteri Luar Negeri Meksiko, Marcelo Ebrard Casaubon.
Kedua, dihadiri undangan 8 kepala negara dan 1 Menteri Luar Negeri di luar Anggota G-20. Yaitu, Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen; Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez; Presiden Rwanda, Paul Kagame; Presiden Suriname, Chandrikapersad Santokhi; Presiden Senegal, Macky Sall; Pemimpin Uni Emirates Arab, Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan; Perdana Menteri Singapura, Lee hsien Long; Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte; dan Menteri Luar Negeri Fiji, Inoke Kubuabola.
Ketiga, dihadiri undangan 14 pimpinan lembaga/organisasi internasional. Yaitu, President ADB, Mr. Masatsugu Asakawa; Chairman WEF, Prof Klaus Martin Schwab; President ISDB, H.E. Dr. Muhammad Sulaiman Al Jasser; Director General ILO, Mr. Gilbert F. Houngbo; President IOC, Mr. Thomas Bach; Director General WTO, Dr. Ngozi Okonjo- Iweala; President European Council, H.E. Charles Michel; Secretary General United Nation, H.E. António Guterres; Managing Director IMF, Mme. Kristalina Georgieva; Secretary General OECD, Mr. Mathias Cormann; Chair FSB, Mr. Klaas Knot; Director General WHO, Mr. Tedros Adhanom Ghebreyesus; President World Bank Group, Mr. David Malpass; dan President FIFA, Mr. Gianni Infantino.
Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini, mengakui bahwa pertemuan Presidensi G20 di Bali semakin mengharumkan Bali sebagai Pulau Dewata, memiliki alam yang indah, masyarakat yang ramah, dan kebudayaan yang tinggi, serta menjadi momentum dalam mempercepat pemulihan pariwisata Bali yang terpuruk selama pandemi Covid-19. (kmb/balipost)