DENPASAR, BALIPOST.com – Episenter gempa bermagnitudo 7,4 yang terjadi pada Selasa (29/8) pukul 3.55 WITA atau 2.55 WIB itu berada di 180 km tenggara Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan (Kalsel). Ternyata, dilihat dari histori kegempaan, di sekitar episenter tersebut pernah menyebabkan tsunami yang menelan puluhan korban jiwa.
Dikutip dari website inatews.bmkg.go.id, gempa di sekitar episenter tersebut yang terjadi pada 1969, tepatnya 23 Februari pukul 00.36 WIB menyebabkan tsunami. Saat itu, gempa yang lokasinya di kedalaman 13 km tersebut berkekuatan 6,1 SR.
Akibat gempa yang menyebabkan tsunami itu, sebanyak 64 orang meninggal. Selain itu, terdapat 97 luka-luka.
Bangunan roboh mencapai 1.287 buah. Selain itu, dermaga dan beberapa jembatan juga mengalami kerusakan.
Sementara untuk gempa pada Selasa pagi ini, hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan terkait korban jiwa dan kerusakan bangunan. Namun, gempa berlokasi di 4.38 LS dan 116.90 BT dengan kedalaman 10 km tersebut cukup keras dirasakan di Bali dan sejumlah provinsi lainnya.
Bahkan di sejumlah daerah, guncangannya mencapai skala V Modified Mercalli Intensity (MMI) menurut laporan BMKG yang dikutip dari website resminya, www.bmkg.go.id. Skala V ini, dijelaskan BMKG, merupakan kategori getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
Data BMKG menyebutkan Kuta merasakan guncangan hingga V MMI. Sedangkan Gianyar dan Denpasar, skala guncangannya masuk kategori IV.
Guncangan skala IV juga dirasakan di Waingapu dan Lombok. Sementara di Karangkates, guncangan masuk skala III-IV MMI.
Di Kuta Selatan dan Tabanan, guncangan gempa mencapai III MMI. Selain itu, getaran dengan skala II dirasakan di Trenggalek, Bantul, dan Blitar.
Sedangkan di Tanah Bumbu, berikut data skala guncangan yang dirasakan, dikutip dari inatews.bmkg.go.id . (Diah Dewi/balipost)