DENPASAR, BALIPOST.com – Babi guling adalah salah satu kuliner yang terkenal di Pulau Dewata Bali. Ada banyak warung babi guling yang sudah memiliki nama bahkan dikenal oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.
Warung Babi Guling Nyoman Siring Penatih adalah salah satunya. Warung babi guling ini cukup legendaris. Dalam sehari, warung babi guling ini bisa meraup omzet Rp7 juta rupiah.
Warung babi guling yang terletak di Jl.Trenggana 69, Penatih, Denpasar Timur ini sudah 35 tahun beroperasional. Buka mulai pukul 07.30 sampai 17.30 WITA. Harmayanti (47) merupakan menantu dari Ibu Nyoman Siring, yang saat ini membantu pengelolaan warung babi guling tersebut.
Harmayanti menyampaikan jika warung babi guling tersebut merupakan usaha turun temurun dari nenek sang suami. “Ini usaha turun temurun dari neneknya suami. Awal merintis usaha lokasinya itu pindah-pindah. Dimana ada keramaian, ya … buka di sana seperti pedagang kaki lima. Lalu akhirnya setelah punya tempat, ya …buka di tempat ini sampai sekarang,” paparnya.
Dalam sehari diakui Harmayanti hanya menghabiskan 1 ekor babi yang beratnya mencapai kurang lebih 10 kilogram. Ia juga mengatakan kalau dalam sehari bisa menjual 100 porsi nasi babi guling.
Pandemi COVID-19 dikatakan Harmayanti juga membuat warung babi guling ini terkena imbasnya. “Pas pandemi ya kondisi warung menurun, karena orang tidak bisa makan ditempat, tidak boleh bertemu orang lain. Pokoknya pelanggan menurun,” ungkap wanita asal Penatih.
Walaupun sempat mengalami penurunan akibat pandemi, Harmayanti mengatakan saat ini sudah kembali pulih. Meskipun belum sebagus sebelum pandemi omzet yang ia dapatkan.
Selain menjual nasi babi guling, warung ini juga menerima pesanan babi guling utuh per ekor yang harganya berkisar 2 sampai 4 juta tergantung berat babinya, nasi kotak seharga Rp40 ribu dan prasmanan seharga Rp60 ribu per porsinya.
Warung makan ini juga tersedia di aplikasi pemesanan makanan online, jadi memudahkan pelanggan yang ingin membeli tapi jaraknya jauh. Harmayanti mengaku kebanyakan pembelinya adalah warga luar Penatih. “Yang beli kebanyakan warga luar, dan juga wisatawan asing,” ungkapnya. (Apsari/balipost)