GIANYAR, BALIPOST.com – Keseimbangan pembangunan di sektor pariwisata sangat penting. Untuk meratakan pembangunan pariwisata itu, maestro patung garuda, I Made Ada, menyarankan Bali membangun wisata berbasis budaya Bali.
Salah satu hal yang bisa diwujudkan adalah membangun patung Dewata Nawa Sanga di penjuru Bali. Ia mengatakan saat ini pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana telah diwujudkan di Bali selatan. Secara nyata kehadiran objek wisata dengan maskot patung Garuda Wisnu Kencana ini telah menjadi sumber pendapatan baru bagi warga sekitarnya termasuk pemerintah daerah. “Ini salah satu pengembangan wisata kreatif berbasis budaya Bali. Bercermin dari keberhasilan ini, saya berharap patung Dewata Nawa Sanga bisa diwujudkan untuk bisa menjadi maskot wisata Bali. Patung ini mestinya diwujudkan di semua penjuru sesuai pengider bhuwana,” sarannya.
Ia mengatakan patung Dewata Nawa Sanga bisa diwujudkan sesuai pengider bhuwana (tata letaknya). Dewa Wisnu dbangun di arah Utara, Dewa Sambhu (Timur Laut), Dewa Iswara (Timur), Dewa Maheswara (Tenggara), Dewa Brahma (Selatan), Dewa Rudra (Barat Daya), Dewa Mahadewa (Barat), Dewa Sangkara (Barat Laut) dan Dewa Ciwa (Tengah).
Pengider bhuwana ini juga diharapkan memberikan kekuatan kepada generasi muda Bali dalam menjaga Bali. Ia mengatakan dengan membangun patung pengider bhuwana ini, secara ekonomi potensi terbangunnya kesejahteraan masyarakat akan sangat terbuka.
Dikatakannya pendekatan pembangunan pariwisata yang masih bersandar pada pengembangan destinasi alam sudah harus diimbangi dengan merangkul para pelaku seni kreatif di Bali. “Saya pikir anggaran untuk mewujudkan hal ini tak terlalu tinggi. Sekarang tinggal komitmen mewujudkan hal ini,” ujarnya.
Ia mengatakan khusus bagi Gianyar, hal ini memungkinkan dilakukan terlebih kini sedang dikembangkan objek wisata berbasis alam di Payangan. Selain itu, Gianyar juga dikenal memiliki sejumlah maestro seni sehingga karya mereka bisa diakomodasi.
Made Ada juga mengatakan gagasan ini disampaikanya sebagai bentuk urun pendapat dalam konteks pemberdayaan masyarakat Bali dari sisi pariwisata kreatif. Menurutnya, Bali tak bisa mengabaikan peran besar seniman Bali dalam pengembangan pariwisata berbasis daya kreatif dan inovatif. “Sudah saatnya Bali membangun identitas kepariwisataan yang khas. Dengan ini, saya yakin Bali bisa melakukan pemerataan pembangunan secara cepat, sehingga pengentasan kemiskinan bisa dilakukan,” ujarnya. (Dira Arsana/balipost)