GIANYAR, BALIPOST.com – Pengadilan Negeri (PN) Gianyar menyampaikan permohonan maaf terkait insiden pelangkiran dengan gantungan baju di rumah dinas PN Gianyar. Insiden ini terjadi lantaran ketidak sengajaan Ketua PN Gianyar, Sukmawati S.H.,M.H. yang belum sebulan menempati rumah dinas di Jalan Patih Jelantik, Gianyar tersebut.
Hal ini disampaikan Humas PN Gianyar I.B. Ari Suamba, Senin (29/1). I.B. Suamba menerangkan, awalnya rumah dinas itu memang ditempati seorang pejabat PN Gianyar yang kebetulan Hindu. Nah setelah pejabat tersebut pindah, rumah dinas itu memang tidak langsung ditempati oleh pejabat baru.
“Ibunya (Sukmawati-red) baru sekitar 3 Januari pindah ke rumah dinas itu, kalau sebelumnya ibunya ini tinggal di rumah kontrakan,“ ucapnya.
Suamba mengatakan bahwa Sukmawati baru pertama kali tugas di Bali, sehingga memang tidak memahami adat budaya Bali, termasuk tidak mengetahui fungsi pelangkiran sebagi tempat pemujaan. “Pas beberapa hari kemarin kan terus hujan, pas mendadak hujan dan jemuran masih basah, sehingga tidak sengaja digantung disitu (pelangkiran-red), “ katanya.
Suamba kembali menekankan insiden ini murni ketidaksengajaan dan ketidaktahuan. Ditegaskan pula tidak ada maksud melecehkan keyakinan Hindu di Bali. ”Ibu ini pimpinan yang baik sekali dan sangat memahami kemajemukan budaya dan agama, terbukti setiap ada petugas PN yang meminta ijin untuk upacara agama pasti diijinkan,“ terangnya.
Nah saat ada yang mengambil foto pelangkiran dengan gantungan dua baju di rumah dinas tersebut, hingga terbit di media massa. Diungkapkan Ketua PN Gianyar yang baru beberapa bulan menjabat ini pun sempat syok. “Sempat terkejut beliau, pas tadi baru masuk kerja kami langsung dikumpulkan dan beliau menyampaikan permintaan maaf dari hati yang paling dalam. Jadi pemintaan maaf disampaikan di internal dulu, karena 90 persen petugas PN juga Hindu,“ jelasnya.
Suamba mengatakan pihaknya bersama karyawan lain justru malah yang merasa bersalah, karena lupa menyampaikan terkait pelangkiran tersebut ke pada Ketua PN Gianyar yang baru pertama bertugas di Bali. “Jadi kami menyalahkan diri kami sendiri, karena rumah dinas itu sempat kosong, dan saat mulai ditempati kami lupa menginformasikan,“ ucapnya.
Suamba sendiri mengakui semenjak foto itu viral di media sosial langsung menurunkan pelangkiran tersebut pada Minggu malam. “ Ya kami praline pelangkiran itu dari tempatnya untuk sementara, mengenai upacara lebih lanjut kami akan kordinasi dengan PHDI bagaimana baiknya,“ jelasnya.
Ditambahkan sejak Senin, Ketua PN Gianyar, Sukmawati sudah berangkat ke Jakarta untuk mengikuti fit and properties. Bila sudah balik dari Jakarta Ketua PN Gianyar berencana menyampaikan pemintaan maaf kepada masyarakat Bali melalui PHDI Gianyar. “Kalau Selasa besok (hari ini-red) balik, rencananya Rabu pagi ibu ketua akan langsung bertemu PHDI Gianyar, untuk menyampaikan permintaan maaf kepada PHDI dan masyarakat Bali pada umumnya, “ ucapnya.
Sementara Sekretaris PHDI Gianyar Pande Ngurah Karyawan mengaku sudah mendatangi kantor PN Gianyar pada Senin siang. Pihaknya pun sudah mendapat penjelasan kronologis kejadian. “Rencananya nanti akan bertemu langsung dengan ibu ketua PN, untuk pennyampaian permintana maaf secara tertulis, “ jelasnya.
Ia pun menghimbau masyarakat Bali untuk tetap tenang, karena persoalan ini ketidak sengajaan Ketua PN Gianyar yang belum sebulan menempati rumah dinas tersebut. “ Masyarakat jangan sampai terprovokasi yang tidak diinginkan, harus tetap tenang, karena pihak terkait sudah berencana bertemu untuk penyampaian permohonan maaf, “ katanya. (manik astajaya/balipost)
Fit and Proper Test bukan Fit and Ppoperties