SEMARAPURA, BALIPOST.com – Plafon Ruang Kelas Belajar (RKB) SDN 2 Ped, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung jebol. Kondisi yang sudah berlangsung sejak lama ini belum tersentuh penanganan dari pemerintah.
Tak hanya itu, atapnya juga mengalami kebocoran di beberapa titik. Penyebabnya bukan termakan usia. Melainkan tertimpa dahan dan buah kelapa yang tumbuh disekitarnya. Demikian terungkap saat Komisi II DPRD Klungkung melaksanakan peninjauan, Selasa (30/1).
Kepala UPT Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Nusa Penida, Komang Sumendra mengungkapkan kerusakan atap pada sekolah yang berlokasi di Banjar Bodong itu sudah sering terjadi. Pihaknya bersama kepala sekolah sudah sempat memohon adanya penebangan pohon kelapa yang menjulang tinggi kepada pemiliknya. Namun tak kunjung mendapatkan tanggapan. “Dulu kerusakannya sudah sempat diperbaiki. Tetapi tertimpa lagi,” jelasnya.
Atap yang bocor, sambung dia menyebabkan saat hujan, air merembes. Aktivitas belajar-mengajar pun dipindahkan sementara ke perpustakaan. Sementara itu, terkait plafon yang jebol di ruang kelas V dan VI, sekolah sudah diminta untuk mengusulkan permohonan perbaikan ke daerah. “Untuk aktivitas belajar-mengajar berjalan seperti biasa,” katanya.
Perbekel Ped, Ketut Karya juga tak menampik kondisi sekolah tersebut. Terkait penebangan pohon kelapa yang tumbuh sangat dekat dengan bangunan kelas, pihaknya sudah berkali-kali menyampaikan ke pemilik. “Tiang lihat sudah ada perbaikan tambal sulam. Banyak juga genteng yang pecah. Yang dipinggir juga ada beberapa yang jatuh. Tiang segera sampaikan ini lagi ke pemilik kelapa supaya ada penebangan. Itu akan dilengkapi surat,” sebutnya.
Sekretaris Komisi II DPRD Klungkung, I Wayan Buda Parwata menyebutkan sesuai informasi yang diterima dari guru, sekolah tersebut sudah mendapatkan rehab pada 2011 dengan anggaran dari pemkab. “Tetapi karena ada pepohonan disekitarnya, sering tertimpa, jadi atapnya rusak lagi. Itu tersebar dari ruang kelas I sampai IV,” ungkapnya.
Terkait plafon ruang kelas V dan VI, politisi Hanura asal Desa Timuhun, Banjarangkan ini melihat jebol hingga separuh. Hal tersebut menyebabkan rangka baja terlihat secara jelas. Penyebanya diduga karena pengerjaan yang asal-asalan. “Katanya 2012 sempat direhab. Tapi setelah itu jebol. Kami berharap kerusakan ini mendapat penanganan. Kan cukup memunculkan kekhawatiran dan menimbulkan ketidaknyaman,” tandasnya. (sosiawan/balipost)