Pamucuk Pemangku Pura Agung Besakih, Jro Mangku Anglurah Bendesa I Putu Artayasa meraih gelar doktor setelah menjalani ujian terbuka promosi doktor program studi doktor Ilmu Agama dan Kebudayaan di Fakultas Ilmu Agama, Seni, dan Budaya Universitas Hindu Indonesia Denpasar, Selasa (12/9). (BP/nan)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Pamucuk Pemangku Pura Agung Besakih, Jro Mangku Anglurah Bendesa I Putu Artayasa meraih gelar doktor setelah menjalani ujian terbuka promosi doktor program studi doktor Ilmu Agama dan Kebudayaan di Fakultas Ilmu Agama, Seni, dan Budaya Universitas Hindu Indonesia Denpasar, Selasa (12/9). Ini merupakan sejarah baru bagi Desa Besakih karena Artayasa merupakan satu-satunya jro mangku yang menyandang gelar doktor.

Artayasa dalam disertasinya mengangkat kegiatan meajar-ajar di Pura Agung Besakih. Alasannya, terdapat fenomena sebagian masyarakat dalam melakukan upacara meajar-ajar di Besakih tidak sesuai dengan apa yang ada dalam teks-teks sastra agama yang memuat aturan tentang meajar-ajar itu sendiri.

Baca juga:  Ikut "Meajar-ajar" di Pura Lempuyang, Bule Prancis Meninggal

“Disadari atau tidak, proses cenderung lebih singkat, cepat, tetapi tidak mengacu pada teks-teks sastra agama. Padahal prosesi yang dilakukan harus sesuai dengan acuan sastra bagaimana dimuat dalam “Lontar Meligia”, Lontar Padma Bhuana, dan lontar-lontar yang lainnya. Inilah yang menarik untuk diteliti,” ucapnya.

Sementara itu, Bendesa Adat Besakih, Jro Mangku Widiartha, mengatakan dalam kaitan dengan meajar-ajar, pihaknya ke depan akan terus menyosialisasikan tentang upacara itu agar sesuai dengan teks-teks sastra agama. “Kita dari pihak Desa Adat Besakih siap mensosialisasikan upacara meajar-ajar ini ke masyarakat Bali. Agar upacara meajar-ajar ke Pura Agung Besakih nantinya dapat sesuai dengan teks-teks sastra agama,” jelasnya. (Eka Parananda/balipost)

Baca juga:  Antisipasi Flu Burung, Penyeberangan Unggas di Padangbai Diperketat

 

BAGIKAN