Arsip foto - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjabat tangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Vladivostok, Rusia dalam foto tak bertanggal yang dirilis pada 25 April 2019 oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA). (BP/Ant)

SEOUL, BALIPOST.com – Menjelang pertemuan puncak atau KTT, Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu di Bandar Antariksa Rusia Vostochny pada Rabu (13/9). Pertemuan mereka memicu kekhawatiran atas kemungkinan dilakukannya kesepakatan terkait senjata.

Menurut beberapa kantor berita Rusia, sebagaimana dikutip dari Kantor Berita Antara, Rabu (13/9), empat hari setelah Kim berangkat meninggalkan Pyongyang dengan menggunakan kereta lapis baja, pemimpin Korut itu tiba di fasilitas peluncuran roket di Rusia.

Baca juga:  Warga Pecatu Deklarasikan Dukungan untuk Adicipta, Targetkan 90 Persen Suara di Pilkada Badung

Kim dan Putin berjabat tangan dan berbincang-bincang saat Putin menyambut Kim, menurut laporan tersebut. “Terima kasih telah mengundang kami, meskipun jadwal Anda padat,” kata Kim.

Terkait kemungkinan dirinya akan membahas kerja sama militer dan teknis dengan Kim, Putin mengatakan bahwa “semua isu” akan dibahas.

Kerja sama tersebut akan termasuk membantu Korut membangun satelit mereka sendiri, kata Putin, seraya menekankan bahwa hal itu adalah alasan kedua pemimpin memilih bandar antariksa sebagai tempat pertemuan mereka.

Baca juga:  PM Australia Tanggapi Keinginan Putin Hadiri KTT G20 di Bali

Para analis memprediksi bahwa Korut mungkin setuju untuk memasok amunisi dan persenjataan kepada Rusia untuk perangnya di Ukraina.

Sebagai imbalan, Rusia mungkin menyetujui transfer teknologi yang terkait persenjataan ke Pyongyang, seperti teknologi yang melibatkan satelit mata-mata dan kapal selam bertenaga nuklir.

Jika Kim dan Putin juga setuju memperkuat kerja sama militer mereka, termasuk latihan angkatan laut tiga arah dengan China, maka hal itu akan menimbulkan tantangan keamanan besar bagi Semenanjung Korea dan sekitarnya.

Baca juga:  Terkait Rancangan Resolusi Gaza, DK PBB Tunda Pemungutan Suara

Pertemuan mereka dilakukan saat Pyongyang baru-baru ini berupaya meningkatkan hubungan militer dengan Moskow dan menggandakan pengembangan senjatanya di tengah meningkatnya kerja sama keamanan antara Korea Selatan (Korsel), Amerika Serikat (AS) dan Jepang.

Korut menembakkan dua rudal balistik jarak pendek ke arah Laut Timur pada Rabu, dalam sebuah unjuk kekuatan yang dilakukan menjelang KTT antara Kim dan Putin, kata militer Korsel. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN