PELAKSANAAN bedah desa terus digulirkan Pemkab Klungkung. Setelah Desa Tegak, Kecamatan Klungkung, Kamis (1/2) menyasar Desa Sulang dan Sampalan Tengah, Kecamatan Dawan. Bupati I Nyoman Suwirta yang memimpin langsung menyoroti sejulah persoalan. Salah satunya penanganan limbah yang belum berjalan maksimal.
Persoalan limbah, oleh bupati asal Nusa Ceningan ini ditemukan di Dusun Gerombong, Desa Sulang. Diantaranya peternakan babi, pabrik tempe tahu, pencelupan/pewarnaan benang yang belum dilengkapi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Tak dipungkiri, hal ini bukan persoalan baru. Namun sudah berlangsung sejak lama dan belum tersentuh penanganan maksimal. Olehs sebab itu, instansi terkait diminta untuk segera menindaklanjuti. “Kita tidak bisa menghentikan industri mereka, karena sudah mau berusaha dan itu merupakan sumber penghidupannya,” ungkapnya.
Mengatasi hal itu, pemkab akan membantu pembangunan IPAL. Pemerintah desa pun diminta untuk berkoordinasi dengan para pemilik industri. Mengimbangi itu, Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan juga diminta untuk segera terjun bersama ke lapangan memberikan sosialisasi dan memberikan solusi terhadap pencemaran lingkungan ini. “Ini harus segera ditangani. Jangan biarkan terus berlanjut,” tegasnya.
Peternak babi, Wayan Subagiana mengatakan selama ini pembuangan limbah langsung ke anak Sungai Unda. Namun, sejak beberapa bulan belakangan, tidak ada aliran air lantaran dam ditutup sejalan dengan banjir lumpur yang membawa materil erupsi Gunung Agung. Itu daku memcu terjadinya pencemaran udara. “Harapannya supaya pemerintah dapat membantu mencarikan solusi permasalahan ini,” katanya.
Sementara, pelaksanaan bedah desa di Desa Sampalan Tengah, Bupati Suwirta lebih banyak menemukan sejumlah Kepala Keluarga (KK) dan lansia yang belum tersentuh bantuan. Menindaklanjuti ini, seluruh Klian dusun diiminta untuk melakukan pendataan secara akurat untuk nantinya dijadikan acuan oleh pemkab untuk memberiikan bantuan. “Nanti pemkab juga akan berupaya membuat rumah lansia. Ini untuk menghargai. Makannya juga terjamin,” sebutnya.
Selain itu, petugas kesehatan juga diminta lebih proaktif untuk melakukan pemeriksaan langsung ke rumah-rumah (home care). Demikian pula dengan Yowana Gema Santi. “Perbekel dan camat juga harus perhatian dengan warga. Persoalan ini harus tuntas palng lambat tiga tahun,” tandasnya. (Adv/balipost)