BANGLI, BALIPOST.com – Puncak karya Pujawali Ngusaba Purnamaning Sasih Kapat di Pura Tuluk Biyu Batur, Desa Adat Batur, Kintamani, berlangsung Jumat (29/9). Upacara yang rutin digelar tiap satu tahun sekali tersebut dihadiri ribuan pemedek.
Pada puncak karya ini digelar beberapa prosesi. Diawali upacara mapepada agung, dilanjutkan bhakti pujawali pengusaban lan pakeling bhakti madewaseraya.
Pemangku Pura Tuluk Biyu Batur Jero Nyarikan Alitan mengatakan dalam upacara mapepada agung, tapakan Ida Bhatara yang berstana di Pura Tuluk Biyu Batur tedun dan kairing menyusuri jalan utama di wilayah Desa Adat Batur. Pemedek yang mengiringi prosesi Mapepada Agung tidak saja dari Desa Adat Batur, namun juga dari beberapa desa pepasihan Ida Bhatara yang ada di luar Bangli.
“Makna dari Mapepada Agung yakni Ida Bhatara tedun nodya kawentenan jagat lan sedagingnyane sekaligus memberikan anugerah supaya jagat beserta isinya selalu diberikan keselamatan,” terangnya.
Sehari setelah puncak karya atau pada Sabtu (30/9) rangkaian karya akan dilanjutkan dengan prosesi wayon agung, mapepada penek dan Bhakti penganyar. “Mapepada penek maknanya tiada lain memohon kepada sang pencipta supaya diberikan kesejahteraan, murah sandang, pangan dan lainnya,” jelasnya.
Puncak Karya Pujawali Ngusaba Kapat di Pura Tuluk Biyu Batur dipuput pamucuk Pura setempat.
Sementara itu Ketua Panitia Karya I Ketut Sudana mengatakan rangkaian karya Pujawali Ngusaba Purnamaning Sasih Kapat di Pura Tuluk Biyu Batur sudah dimulai sejak beberapa hari lalu. Sesuai dudonan, upacara penyineban akan dilaksanakan pada 7 Oktober mendatang.
Sudana berharap seluruh umat Hindu dapat tangkil ngaturang bhakti ke Pura Tuluk Biyu Batur selama karya berlangsung. Dikatakan bahwa Pura Tuluk Biyu Batur, sesuai prasasti yang disungsung di Desa Adat Batur, merupakan salah satu pura khayangan jagat di Bali. “Melalui pelaksanaan karya pujawali ini kami harapkan jagat Bali dan seisinya selalu diberikan kerahayuan lan kerahajengan,” harapnya. (Dayu Swasrina/balipost)