MANGUPURA, BALIPOST.com – Bencana alam yang terjadi selama musim hujan sebulan terakhir menyebabkan kerusakan sejumlah infrastruktur dan permukiman warga di Kabupaten Badung. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memperkirakan kerugian yang disebabkan akibat bencana alam tersebut mencapai Rp 3.223.000.000.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Badung, dr. Ni Nyoman Ermy Setiari, seizin Kepala BPBD Badung, Nyoman Wijaya, mengatakan kerugian bencana, seperti tanah longsor, banjir dan pohon tumbang direkapitulasi sejak awal tahun. “Total ada 62 titik kejadian, dengan bencana paling banyak pohon tumbang, yakni mrncapai 17 kejadian. Kejadian ini akibat hujan yang disertai angin kencang,” ujar dr. Ermy Setiari, Minggu (4/2).
Selain pohon tumbang, Ermy mencatat telah terjadi banjir sebanyak 10 titik, tanah longsor 15 titik, kebakaran 9 titik, senderan jebol 5 titik, dan tembok rumah longsor 3 titik. “Ada juga pelinggih roboh, jalan jebol, dan jalan rusak masing-masing 1 titik. Kami bekerja cepat, supaya kerusakan dapat segera ditangani,” jelasnya.
Dari pemetaan BPBD Badung, wilayan Badung Utara seperti Kecamatan Petang dan Abiansemal tetap menempati rangking pertama dan kedua sebagai wilayah rawan bencana. Petang dengan topografi wilayah pegunungan sangat rawan terjadi tanah longsor. Wilayah ujung Badung ini bahkan tiap tahun jadi langganan longsor. Untuk mengantisipasi musiban ini, telah disiapkan tim khusus yang dinamai tim reaksi cepat (TRC) untuk mengamati semua kejadian yang ada di wilayah Badung.
Selain Petang dan Abiansemal, ancaman tanah longsor juga bisa terjadi di wilayah Mengwi, seperti Desa Sading dan Penarungan. Pasalnya, wilayah ini dibelah oleh beberapa sungai dalam dan besar.
Kepala BPBD Badung, Nyoman Wijaya, mengatakan telah berkerjasama dengan sejumlah SKPD terkait guna mengantisipasi semua bencana yang kemungkinan datang. “Kami sudah bekerjasama lintas SKPD. Semua SKPD terkait dilibatkan untuk penanganan bencana, baik sebelum, saat maupun setelah terjadi bencana,” pungkasnya. (Parwata/balipost)