JAKARTA, BALIPOST.com- Air Connectivity menjadi prioritas utama Menteri Pariwisata Arief Yahya mengawali tahun ini. Sebab, target 17 juta wisman tak mungkin diraih tanpa memastikan seats capacity terpenuhi. “Kita perlu daya angkut wisatawan mancanegara 25.5 juta seats. Yang tersedia di tahun 2018 ini, dari semua airlines baru 23,9 juta. Ditambah potensi haji dan charter flights 500 ribu seats. Masih kurang 1,1 juta seats,” kata Menpar di Jakarta, Senin (5/2).
Angka itu sudah termasuk menghitung bahwa 75 persen wisman masuk via udara. Sisanya melalui penyeberangan di Kepri dan lintas batas di crossborder. Karena itu untuk mendapatkan peluang mencapai target, maka harus menambah jumlah tempat duduk. Oleh karena itu, lanjut Menpar asli Banyuwangi itu, dirinya akan memulai road show ke unsur 3A (Authorities – Airports & AirNavigation – Airlines). Pertama ke Lion, Garuda Indonesia dan Angkasa Pura II.
Menpar menjelaskan, air connectivity bukan menjadi tupoksi (tugas pokok dan fungsi) Kemenpar yang terkait promosi. “Karena akses udara itu vital dalam mendatangkan wisman, sedangkan otoritas yang menentukan tidak langsung di bawah Kemenpar, maka dibutuhkan komunikasi dengan unsur 3A dalam semangat Indonesia Incorporated sebagai spirit untuk tujuan yang sama membangun pariwisata Indonesia untuk kesejahteraan bangsa,” kata Arief Yahya.
Arief Yahya memastikan, akan membicarakan program kerja sama untuk mengatasi kekurangan seats tersebut dengan airlines atau wholesalers, misalnya dalam bentuk insentif atau stimulus dengan meningkatkan rute existing, membangun rute baru strategis maupun membuka charter flight rute baru.
Pada kesempatan itu, Menpar menyampaikan fokus pasar utama tahun 2018 dalam rangka meraih 17 juta wisman serta program stimulus atau insentif yang disiapkan oleh Kemenpar untuk meningkatkan konektivitas udara dan kecukupan seats capacity. “Kita ingin mencari solusi bersama atas berbagai permasalahan konektivitas udara, khususnya rute internasional, untuk mengamankan target 17 juta kunjungan wisman di tahun 2018,” kata Menpar.
Tiga unsur yakni authorities dalam hal ini adalah Kementerian Pehubungan (cq. Dirjen Perhubungan Udara) adalah instansi yang mengatur dan mengendalikan angkutan udara, mulai dari mengatur traffic rights yang dituangkan dalam Air Services Agreement bilateral/multilateral, mengatur aspek keamanan, keselamatan, pelayanan dan operasional; sampai dengan memberikan ijin rute penerbangan kepada pihak airlines.
Unsur Airports & AirNavigation (Angkasa Pura I, II dan Kemenhub) sebagai operator pelayanan kebandaraan yang mengurus di darat. Seats Capacity akan tersedia bilamana ada airlines yang menerbangi rute tertentu.
Sementara airlines hanya bisa membuka rute bilamana tersedia slot-time di bandaranya, baik air-segment maupun ground-segment-nya. Dalam hal ini pengelola bandara dan Air Navigation harus terus didorong untuk memastikan tersedianya slot-time di bandara.
Unsur airlines pada dasarnya yang menentukan adanya seats capacity pada rute tertentu. Airlines mempunyai perhitungan sendiri yang cukup rumit sebelum menentukan akan menerbangi rute tertentu atau tidak. Oleh karena itu, diperlukan dukungan termasuk dengan memberikan insentif atau stimulus diantaranya dengan melakukan joint promotions. (Nikson/balipost)