PANEN-Sawah di Subak Intaran yang kini sudah memasuki musim panen. (BP/Ara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kemarau yang terjadi kali ini bukan saja berdampak pada berkurangnya debit air sungai. Namun, juga dapat memicu munculnya serangan hama bagi sektor pertanian. Karena itu, petani juga diminta waspada dengan serangan hama yang terjadi ketika perubahan musim tiba.

Kepala Dinas Pertanian Kota Denpasar, A.A. Bayu Brahmasta, Selasa (10/10) mengatakan, kemarau kali ini merupakan dampak dari adanya badai El Nino atau sebuah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) yang memicu terjadinya kekeringan.

Baca juga:  103 Seniman Akan Ikuti Pameran Bali Megarupa

Namun hingga saat ini pertanian di Denpasar belum terdampak secara signifikan. Karena pola pembagian air telah dilakukan sejak lama, sehingga masih bisa bertahan. Dengan pola pembagian air ini, secara otomatis pola tanam juga bergantian. “Saat ini yang akan mengikuti pola tanam, yakni sawah yang berada di bagian barat aliran sungai,” ujarnya.

Ia mencontohkan di Subak Intaran. Kalau tahun ini yang dapat air adalah Subak Intaran, maka di sana melakukan penanaman padi, sementara subak yang tak dapat pembagian air akan melakukan penanaman palawija termasuk cabai, bawang. Dan bukan berarti mereka sama sekali tak dapat air, artinya dapat air, misal dua minggu sekali.

Baca juga:  Dana Bos di Bali Baru 50 Persen Direalisasikan

Meskipun demikian, berbagai antisipasi pun tetap dilakukan, mengingat Denpasar berada di hilir. Pihaknya pun bekerjasama dengan para pekaseh terkait dengan debit air pada saluran irigasi.“Kami selalu memantau agar debit air tidak di bawah batas normal. Untuk saat ini masih berada pada batas normal. Meskipun debit air pasti menurun, tapi tidak berpengaruh signifikan,” katanya.

“Rencana tanam di Denpasar sudah berjalan normal, namun rencana panen ini yang harus kami antisipasi terus,” katanya.

Baca juga:  Petani di Bayunggede Krisis Air saat Musim Kemarau

Oleh karena itu, selain memantau debit air, pihaknya juga memantau keberadaan hama penyakit pengganggu tanaman. Menurutnya, perubahan cuaca yang bisa memicu munculnya hama yang rentan terhadap pertanian. (Asmara Putera/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *