Pj. Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya melaksanakan rapat rencana pengelolaan sampah di Kawasan Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan (Sarbagita), di Gedung Gajah, Jaya Sabha, Minggu (15/10) siang. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Menindaklanjuti perkembangan penanganan permasalahan sampah akibat terbakarnya TPA Suwung, Pj. Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya melaksanakan rapat rencana pengelolaan sampah di Kawasan Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan (Sarbagita), di Gedung Gajah, Jaya Sabha, Minggu (15/10) siang. Mahendra Jaya mengapresiasi upaya Pemerintah Kabupaten/Kota Sarbagita yang telah secara gotong-royong membantu penanganan sampah akibat terbakarnya TPA Suwung, Denpasar.

Bahkan, menurut Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara bantuan tidak hanya datang dari Provinsi Bali, namun juga dari Kabupaten Badung, Gianyar dan Tabanan. Di samping juga bantuan CSR dari perusahaan-perusahaan, seperti Pertamina, PLN, Perindo dan KEK Kura-Kura Bali. “Artinya ngrombo sudah kita terapkan dengan semua ini dan masyarakat pun sudah melakukan,” ungkap Jaya Negara.

Sementara Kalaksa BPBD Provinsi Bali, I Made Rentin menyampaikan bahwa upaya penanganan kebakaran TPA Suwung telah dilaksanakan melalui operasi darat dan udara hingga penanganan dengan cara injeksi. Di samping itu, juga dilakukan operasi kemanusiaan terhadap para pengungsi dan masyarakat sekitar yang terdampak dengan memberikan bantuan masker, obat-obatan termasuk juga dengan menyiagakan puskesmas yang ada.

Baca juga:  KLH akan Intensifkan Bahas Penutupan TPA Sarbagita Suwung

Pj. Gubernur Mahendra Jaya menyampaikan bahwa masyarakat perlu mengambil hikmah dari kejadian ini. Langkah evaluasi dan penataan di dalam penanganan sampah perlu dilakukan. Ia juga meminta agar penanganan sampah berbasis sumber agar lebih dioptimalkan. Begitu juga dengan pemanfaatan TPS3R dan TPST.

“Kemudian bagus apabila desa-desa yang ada belajar penanggulangan sampah dari desa-desa yang sudah berhasil. Minta mereka belajar ke sana. Ya ATM, amati, tiru, dan modifikasi, sehingga benar-benar penanganan sampah menjadi optimal,” kata Mahendra.

Baca juga:  BPJS Kesehatan Tambah Kerja Sama dengan RS Mata

Mahendra Jaya juga menyampaikan akan memastikan pemanfaatan dana desa agar juga dialokasikan untuk pengelolaan sampah. Sehingga penanggulangan sampah berbasis sumber benar-benar terimplementasikan dengan baik. Di sisi lain, ia juga menegaskan mengenai perubahan paradigma terhadap penanganan sampah di masyarakat. Disampaikan bahwa perubahan paradigma ini penting untuk dilakukan dan dipercepat. Mulai dari di sekolah dasar, SMP, hingga SMA.

Mahendra Jaya juga meminta agar sekolah-sekolah dapat secara mandiri mengelola sampah, khususnya sampah organik dengan mengadopsi metode teba kota/teba modern dengan membuat sumur kompos. Sehingga dapat meminimalisir limbah sampah yang dibuang ke TPA atau TPS3R.

Ke depannya terkait penuntasan masalah sampah, Mahendra Jaya akan mengalokasikan sebagian besar dana dari pungutan wisatawan asing yang akan berlaku tahun 2024 mendatang untuk penanganan sampah di Bali. “Mungkin 50 hingga 70 persen untuk penanganan sampah,” tandasnya.

Baca juga:  Puluhan Calon Investor Ikuti "Market Sounding" Proyek PSEL Sarbagita

Pada kesempatan ini, Mahendra Jaya meminta masukan dari kabupaten/oota terkait teknis pemanfaatan dana tersebut. Di samping juga meminta agar Sekda Provinsi Bali dan Kadis LHK Provinsi Bali untuk secara teknis membahas hal tersebut dengan Kadis LHK kabupaten/kota. “Harapannya tahun 2024 masalah sampah ini selesai karena dana ada. Tolong dibahas lebih lanjut secara khusus, secara teknis,” pintanya.

Rapat penanganan sampah juga dihadiri oleh Sekda Provinsi Bali, Walikota Denpasar, Pj. Gubernur Gianyar, Sekda Tabanan, Kalaksa BPBD Provinsi Bali, Kasatpol PP Provinsi Bali, Kadis LHK Provinsi Bali dan Kadis LHK kab/Kota Sarbagita. (kmb/balipost)

BAGIKAN