SINGARAJA, BALIPOST.com – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali terjadi di Kabupaten Buleleng. Diduga kebakaran hutan di kawasan Desa Tejakula itu merupakan dampak terbakarnya kawasan hutan lindung di Desa Subaya, Bangli.
Kebakaran hutan ini berada dekat dengan perkebunan warga yang berjarak kurang lebih 500 meter dari kebun warga. Dikonfirmasi via telepon Jumat (27/10), Kepala UPTD KPH Bali Utara, I Wayan Suardana menjelaskan titik sudah mulai terlihat dari Kawasan Desa Tejakula sekitar pukul 06.00 WITA.
Kebakaran ini merupakan dampak susulan terbakarnya di Kawasan Desa Subaya, Kecamatan Kintamani, Bangli yang sampai saat ini belum padam. “Kebarakan ini merupakan dampak susulan dari kebakaran di Hutan Lindung di Desa Subaya, Kintamani yang sudah terjadi sejak 3 hari lalu. Titik api masuk ke Kawasan Tejakula, Buleleng,” terang Suardana.
Atas kondisi ini, pihaknya bersama beberapa relawan masih melakukan pemantauan titik-titik api untuk memastikan tidak masuk ke areal perkebunan warga. “Saat ini kita pantau dulu, kalau jarak dengan kebun warga, hanya 500 meter. Sedangkan kalau jarak dengan permukiman warga lumayan jauh, bisa 1 sampai 2 kilometer,” tambahnya.
Pihanya sampai saat ini belum bisa memastikan jumlah lahan dan kerugian yang dialami. Menurutnya, ada beberapa pohon yang dilindungi ikut terbakar, misal kayu sempupu dan kayu sonokeling. “Luasan yang terbakar belum kita pastikan, yang jelas ada semak, rumput padas dan pohon yang dilindungi juga terbakar,” pungkasnya.
Guna memastikan kebakaran tidak meluas, pihaknya bersama petugas gabungan, dalam hal ini BPBD Buleleng, KPH Bali Utara, LPHD dan sejumlah relawan melakukan penyekatan bakar. “Penyekatan bakar dengan membuat jarak dibersihkan 1-2 meter untuk memutus api. Lebih 10 orang petugas melakukan pemantauan,” tutupnya. (Nyoman Yudha/balipost)