DENPASAR, BALIPOST.com – Milenial dan Gen Z dikenal memiliki gaya hidup FOMO (Fear of Missing Out — Takut Tertinggal) dan YOLO (You Only Live Once –Kamu Hanya Hidup Sekali). Gaya hidup ini mempengaruhi keuangan mereka sehingga diperlukan edukasi bagi Gen Z agar dapat mengelola keuangan dengan baik untuk masa depan.
Kepala OJK Regional 8 Bali Nusra Kristrianti Puji Rahayu, belum lama ini mengatakan, PUJK harus melakukan edukasi dan perlindungan konsumen. OJK diberi mandat untuk melakukan perlindungan konsumen. “Untuk preventif atau edukasi, OJK tidak melakukan sendiri, jadi ada bauran strategi,” ujarnya.
Strategi itu yaitu, edukasi secara offsite (tatap muka), secara online, dan learning management system (LMS). Kegiatan ini, dikatakannya, digelar untuk meningkatkan literasi keuangan pelajar SMA yang ada di Provinsi Bali dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat sejak usia muda.
“OJK berkomitmen untuk terus mendorong peningkatan literasi keuangan masyarakat sedini mungkin. Dengan memiliki literasi keuangan yang baik, maka generasi muda dapat merencanakan keuangan dengan bijak dalam mewujudkan masa depan yang sejahtera. Dengan memahami dengan baik produk dan layanan jasa keuangan, maka manfaat yang diperoleh pun dapat dimaksimalkan serta terhindar dari investasi bodong dan pinjaman online ilegal,” ujarnya.
Lebih lanjut, Puji meyampaikan, literasi keuangan juga akan meminimalisir generasi muda menjadi korban dari fenomena FOMO dan YOLO yang identik dengan gaya hidup yang konsumtif. Target literasi keuangan bagi pelajar SMA usia 15 – 17 tahun sesuai dengan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 yang menyatakan tingkat literasi kalangan muda hanya mencapai 43,28 persen dan inklusi sebesar 69,30 persen.
Terpisah, Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna Henky Suryaputra, mengatakan, perbankan mengajak milenial dan gen Z untuk memiliki gaya hidup yang bersumber pada pengelolaan keuangan yang matang. Hal ini dapat dilakukan jika mereka menyadari pentingnya menjaga keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran, termasuk mengenal sumber-sumber keuangan dengan bijak.
Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah inovasi lewat mobile banking, seperti yang dimiliki Bank Sampoerna. “Kami ingin mengajak milenial dan gen Z untuk memiliki kesejahteraan finansial. Tanpa mereka sadari, penghasilan yang mereka terima habis untuk berbagai transaksi yang kalau dipikir bukan kebutuhan utama mereka. Dengan mobile banking, selain untuk bertransaksi sehari-hari, milenial dan gen Z dapat menabung sekaligus berinvestasi,” jelasnya, Sabtu (28/10).
Tidak hanya transfer, namun juga pembukaan rekening pembelian dan pembayaran, penarikan tunai secara gratis di ATM manapun. “Berbagai fitur memberikan keamanan dan kenyamanan dalam membantu nasabah untuk mengelola keuangan dengan lebih mudah dan efisien,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)