DENPASAR, BALIPOST.com – Puluhan penyandang tunanetra yang tergabung di Pertuni Kota Denpasar memperoleh bantuan tongkat adaptif sensorik, Kamis (2/11). Tongkat ini sangat berguna untuk menunjang aktivitas sehari-hari penyandang disabilitas ini.
Ketua Pertuni Denpasar I Nyoman Suandi, Kamis (2/11) mengatakan, terdapat 92 anggotanya memperoleh alat bantu disabilitas karena sangat dibutuhkan untuk aktivitas di lapangan. Para tunanetra yang kebanyakan berkegiatan di hotel dan tempat pijat di Kota Denpasar ini akan sangat terbantu karena tongkat tersebut memiliki fitur suara yang dapat mengingatkan jika ada potensi bahaya.
“Dulu pakai tongkat biasa saja tidak memproteksi dari bahaya air yang bisa membahayakan. Sekarang sudah dibuatkan fitur canggih,” ujarnya.
Dari 92 orang tuna netra, 80 persen merupakan terapis panggilan ke rumah-rumah maupun hotel sehingga perlu berjalan di trotoar dengan tongkat bantu. Sisanya 20 persen ada yang berprofesi guru di bidang seni, penyanyi di hotel, maupun menciptakan lagu.
Koordinator Alat Bantu Sentra Terpadu Kartini Temanggung, Suratinah, mengatakan pihaknya menyadari penyandang tunanetra membutuhkan alat bantu penuntun. Sehingga, ketika ada pengajuan bantuan tongkat adaptif, pihaknya pun menyetujuinya.
Tongkat penuntun adaptif memang digunakan penyandang disabilitas sensorik netra. Mengingat alat ini merupakan alat elektronik sehingga perlu diberikan pelatihan terkait penggunaannya.
“Tongkat yang dilengkapi dengan Bluetooth itu membantu kaum tunanetra karena merupakan alat bantu bukan sebagai pengganti kedisabilitasannya,” ujarnya.
Alat ini akan membantu para penyandang tunanetra saat terdapat hambatan seperti api maupun air. Tongkat akan berbunyi. Jika penyandang tunanetra mengarah ke jalan buntu, akan keluar bunyi sirine karena tongkat itu dilengkapi GPS pada alat tersebut. (Citta Maya/balipost)