I Gede Pawana. (BP/dok)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Bantuan alat komunikasi HT (Handy Talkie) dari BNPB kepada Pasebaya Lingkar Gunung Agung akhirnya dibagikan, Sabtu (10/2) pagi. HT ini baru diserahkan Bupati Karangasem, I Gusti Ayu Mas Sumatri, di Wantilan Pemkab Karangasem, setelah sebelumnya sempat dipersoalkan kalangan perbekel dan relawan, lantaran tak kunjung dibagikan sejak diserahkan BNPB secara simbolis, 18 Desember 2017.

Padahal, HT ini sangat dibutuhkan untuk berkomunikasi. Sayangnya, HT ini baru dibagikan setelah status Gunung Agung sudah turun dari awas menjadi siaga.

BNPB menyerahkan bantuan sebanyak 140 HT. Ini untuk mendukung kerja relawan di dalam Pasebaya di lapangan, maupun para perbekel di desa radius berbahaya maupun di desa menyangga.

Baca juga:  Kapolda Bali Pastikan Galian C Tanpa Aktivitas

Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa, membenarkan perihal bantuan HT ini. Namun, dia meluruskan tidak ada niat menunda penyerahannya hingga lebih dari sebulan.

Tetapi, dia menegaskan, sesuai petunjuk pimpinannya, HT bantuan BNPB ini diminta diserahkan secara simbolis oleh Bupati Karangasem. Namun, karena kesibukan bupati yang tak bisa ditunda hingga beberapa kali agenda ke luar daerah, penyerahannya terus tertunda.

Situasi ini sempat menimbulkan tanda tanya di kalangan perbekel dan relawan. Bahkan, salah satu perbekel Wayan Putu, Perbekel Peringsari, sampai berulang kali meminta kejelasan kepada BPBD, karena realisasinya kala itu masih gabeng.

Setelah dipersoalkan Pasebaya hingga ditanyakan kembali kepada BNPB, akhirnya bantuan HT ini baru dibagikan. Sayangnya, HT baru dibagikan setelah situasi di daerah kawasan rawan bencana sudah berangsur-angsur pulih, hingga status sudah turun jadi siaga, per 10 Pebruari 2018.

Baca juga:  Warga Tionghoa Buleleng Serahkan Bantuan Penanganan COVID-19

Padahal, HT ini sangat vital untuk memberikan update informasi, ketika situasi aktivitas Gunung Agung masih fluktuaktif. Usai penyerahan HT, Ketua Pasebaya I Gede Pawana, enggan menanggapi lambannya realisasi HT ini.

Pada intinya, dia mengaku memaklumi adanya keterlambatan itu. Sebab, distribusi bantuan ini butuh proses cukup panjang, dari BNPB kepada BPBD, sebelum diteruskan kepada Pasebaya Gunung Agung.

Pawana juga tak terlalu mempersoalkan keterlambatan ini, meski diakui dia banyak menerima pertanyaan dari kalangan perbekel dan relawan di dalam Pasebaya. “Meski terjadi keterlambatan, kami di Pasebaya memaklumi itu. Meski dibagikan setelah turun status, penggunaannya tetap efektif. Selama situasi seperti ini, komunikasi harus terus terjalin,” kata Pawana.

Baca juga:  Berhasil Kelola Sampah di Hulu, Perlu Ada Penghargaannya

Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri mengakui adanya keterlambatan ini. Semua itu terjadi, karena pihaknya tentu harus mengikuti prosedur di dalam pencairan bantuan HT yang sifatnya pinjam pakai ini.

Pihaknya juga menyampaikan terima kasih kepada Pasebaya Gunung Agung, karena sudah membantu meringankan beban pemerintah daerah dalam penanganan problem masyarakat di kaki Gunung Agung. “Kami sampaikan terima kasih kepada Pasebaya. Relawan di dalam Pasebaya sudah cukup banyak membantu kami di lapangan,” kata Bupati Mas Sumatri. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *