DENPASAR, BALIPOST.com – Memasuki minggu kedua bulan November 2023, sejumlah wilayah di Bali masih mengalami kekeringan ekstrem. Bahkan, 6 kabupaten di Bali alami tidak turun hujan berturut-turut 30 hari lebih.
Diantaranya, Kabupaten Buleleng di daerah Gerokgak, Sawan, Tejakula; Kabupaten Bangli di daerah Bangli, Kintamani, Tembuku; Kabupaten Karangasem di daerah Karangasem, Kubu; Kabupaten Badung di daerah Mengwi, Kabupaten Klungkung di daerah Nusa Penida; dan Kabupaten Gianyar di daerah Sukawati.
Bahkan, ada daerah yang menduduki ranking teratas hari tanpa hujan (HTH). Daerah Kubu, Kabupaten Karangasem memegang rekor tanpa hujan mencapai 131 hari, daerah Gerokgak Kabupaten Buleleng selama 125 hari, dan daerah Sawan Kabupaten Buleleng selama 124 hari.
Sementara itu, ada beberapa wilayah di Bali berpeluang alami hujan ringan, yang diprakiraan dari 11 – 20 November 2023. Yaitu, di Kabupatan Tabanan, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Buleleng (Kecamatan Busungbiu, Kecamatan Banjar, Kecamatan Seririt, Kecamatan Sukasada, dan Kecamatan Sawan), Kabupatan Badung (Kecamatan Petang, Kecamatan Abiansemal, Kecamatan Mengwi, dan Kecamatan Kuta Utara), Kota Denpasar (Kecamatan Denpasar Selatan dan Kecamatan Denpasar Barat), Kabupatan Gianyar (Kecamatan Payangan, Kecamatan Tegalalang, Kecamatan Tampaksiring, dan Kecamatan Ubud), Kabupatan Bangli (Kecamatan Susut, Kecamatan Tembuku, dan Kecamatan Bangli), serta Kabupaten Karangasem (Kecamatan Selat, Sidemen, Kecamatan Rendang, dan Kecamatan Manggis).
BBMKG Wilayah III Denpasar memperkirakan hujan akan mulai terjadi di Bali pada pertengahan bulan November 2023 dan puncaknya terjadi pada Januari 2024 dengan curah hujan diperkirakan pada rentang 500-600 milimeter per bulan. Sehingga perlu diwaspadai dampak bencana hidrometeorologi di antaranya banjir dan tanah longsor. Hanya satu zona musim, yakni di Karangasem bagian selatan yang diperkirakan puncak musim hujannya terjadi pada Februari 2024. (Winatha/balipost)