Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana (kanan) menjadi pembicara The 1st International Conference & Symposium on Applied Buddhism & Buddhayana Spirit Movement (ISAMBUDDHA) 2023 yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha (STIAB) Jinarakkhita, di Lampung, Selasa (14/11). (BP/Istimewa)

LAMPUNG, BALIPOST.com – Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menekankan pentingnya pembangunan manusia. Sebab, SDM menjadi modal dasar sebuah peradaban yang besar. Demikian disampaikan Ari saat menjadi pembicara ahli dalam The 1st International Conference & Symposium on Applied Buddhism & Buddhayana Spirit Movement (ISAMBUDDHA) 2023 yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha (STIAB) Jinarakkhita, di Lampung, Selasa (14/11).

“Semua peradaban besar bisa berkembang, karena memiliki modal dasar yang sangat kuat, yaitu manusia. Semua perkembangan teknologi, pengetahuan, itu bergantung pada manusia-manusianya, maka tugas kita bersama, yaitu membangun manusia,” ujar Ari dikutip dari keterangan tertulisnya Rabu (15/11).

Baca juga:  Gibran Bacakan Surat Pengunduran Diri di Sidang Paripurna

Ari menyampaikan teknologi dan pengetahuan tidak lagi bersifat interdisiplin, tetapi telah berkembang menjadi transdisiplin. Untuk itu, mahasiswa Buddhis, menurutnya harus menguasai pengetahuan dan hybrid skill.

“Mahasiswa Buddhis harus menjadi generasi muda yang cerdas, terdidik dan bisa mendorong kemajuan yang lebih baik dengan cara menguasai hybrid knowledge dan hybrid skills,” jelas Ari dalam acara yang dihadiri 20 pembicara dari 9 negara, serta 64 pemakalah dan 74 presenter itu.

Baca juga:  Prancis vs Belanda Malam Ini, Ofensif Oranye Dihadang Pragmatisme Les Blues

Namun, Ari juga menegaskan bahwa kecerdasan saja tidak cukup. Dia menekankan sumber daya manusia kita juga harus berintegritas dan berkarakter.

“Dalam memupuk karakter dan integritas inilah, kita harus belajar dari para penuntun agama kita. Umat Buddhis bisa belajar dari keteladanan Siddharta Gautama, dari para guru-guru dan panutan agama, termasuk Yang Mulia Ashin Jinnarakkhita,” ucapnya.

Dia mengatakan perguruan tinggi agama Buddha harus terus mendorong mahasiswanya untuk meneladani perjalanan dan perjuangan bhikku asli Indonesia pertama di era modern, Maha Nayaka Sthavira Ashin Jinarakkhita agar tidak berhenti belajar, mengasah kepedulian sosial, mengasah kepekaan spiritual, serta menurunkan ilmu menjadi amal.

Baca juga:  Sampah Kiriman Penuhi Pesisir di Badung, Volumenya Bahkan Sentuh Seratusan Ton

“Karena ilmu tidak akan memberi manfaat kalau tidak diterapkan menjadi amal. Inilah semangat gerakan Buddhayana yang harus terus kita dorong,” ujarnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN