DENPASAR, BALIPOST.com – Kasus wabah Mycoplasma Pneumonia merebak di China. Bahkan jumlah penderitanya cukup tinggi.
Dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, I Nyoman Gede Anom, Senin (4/12), penyakit ini belum ditemukan di Bali. Namun, Pemerintah Provinsi Bali tetap meningkatkan kewaspadaan dini terhadap penularan wabah “misterius” yang banyak menyerang anak-anak tersebut. Koordinasi dengan seluruh Dinkes, rumah sakit, Puskesmas, dan laboratorium di seluruh kabupaten/kota di Bali telah dilakukan sebagai tindak lanjut dari Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan.
Selain itu, koordinasi dan kerja sama juga dilakukan dengan Kantor Kesehatan Pelabuuhan (KKP) yang ada di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Hal ini penting dilakukan karena kunjungan wisatawan asal China sudah mulai berdatangan ke Bali. Bahkan, China masuk tiga besar jumlah kunjungan sepanjang 2023 ini. Berdasarkan data Dinas Pariwisata Bali pada Januari – Oktober 2023, jumlahnya mencapai 230.440 orang.
Ia pun menyebutkan wabah Mycoplasma Pneumonia yang menyerang anak-anak bisa dicegah secara dini. Caranya dengan melakukan pemeriksaan secara intensif apabila ditemukan anak-anak yang mengalami gejala demam, batuk, dan sesak nafas. “Kalau sudah ditemukan gejala seperti itu, nanti kita ambil (spesimennya,red) untuk pemeriksaan secara khusus lagi,” ujarnya.
Spesimen yang diambil tersebut, lanjut Gede Anom akan dilakukan pemeriksaan khusus di Surabaya, Makassar, dan Jakarta. Karena Bali belum memiliki alat khusus untuk memeriksa penyakit Mycoplasma Pneumonia ini. “Sampai saat ini belum ada laporan khusus dari Dinkes kabupaten/kota, dari rumah sakit juga belum ada kasus yang mengarah ke sana (wabah Mycoplasma Pneumonia,” red). Bahkan kami juga melibatkan dokter-dokter anak, karena wabah ini menyerang anak-anak. Namun, belum ada laporan secara khusus,” tegas Gede Anom.
Selain melibatkan Dinkes, rumas sakit, puskesmas, dan laboratorium, Dinkes Provinsi Bali juga berkoordinasj dan bekerjasama dengan KKP di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Sebab, saat ini wisman asal China sudah mulai berdatangan ke Bali. “Ini kan ditemukan di China, sedangkan turis China sudah mulai datang di Bali. Deteksi dininya sama, kalau ada kasus demam dan batuk-batuk pada anak laporkan ke kita (Dinkes Provinsi Bali,”red) dulu, kita akan telusuri wisatawan-wisatawan tersebut untuk diperiksa di faskes-faskes kita,” tandasnya.
Meskipun belum ditemukan kasus Mycoplasma, pihaknya menyarankan agar masyarakat Bali tetap menjaga perilaku hidup bersih dan sehat. Sebab, dengan perilaku hidup bersih dan sehat akan menghindarkan diri kita dari berbagai ancaman penyakit.
Apabila sedang dalam keadaan sakit, dianjurkan untuk memakai masker agar tidak menular ke orang lain. Dikatakan, WHO belum menerapkan aturan untuk pemakaian masker dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat untuk mencegah penyabaran wabah ini.
Sebab, WHO masih menanggap penyakit ini pneumonia biasa. “Kita belum memberlakukan hal yang khusus, tapi tetap kita anjurkan pola perilaku hidup bersih dan sehat, itu yang paling penting. Karena itu yang bisa mencegah semua penyakit. Silakan cuci tangan secara rutin, kalau sakit ya pakai masker supaya tidak menular ke orang lain,” pungkasnya. (Winatha/balipost)