DENPASAR, BALIPOST.com – Teh tarik banyak ditemui di negara-negara Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Thailand. Belakangan minuman yang mencampurkan teh hitam dengan susu kental manis ini populer juga di Indonesia.
Rasa manis dan aroma yang harum membuat teh ini memiliki tempat khusus di hati para penikmatnya. Namun di balik itu semua, teh tarik tidak boleh dikonsumsi berlebihan.
Teh tarik diolah dari campuran teh hitam dan susu kental manis, yang dipindah-pindahkan dengan cara ‘ditarik’ dari satu cangkir ke cangkir lain. Proses penarikan ini membuat kandungan teh menjadi lebih kental, aroma harumnya keluar, suhu menjadi lebih dingin, dan memberikan busa lembut di bagian atasnya.
Dikutip dari klikdokter.com, teh tarik memiliki kandungan kalori dan gula yang tinggi. Satu gelas teh tarik sebanyak 250 ml mengandung sekitar 140 kalori dan 20 gram gula.Jumlah ini hampir sama dengan satu porsi nasi putih (100 gram). Bayangkan, untuk membakar kalori sebanyak itu, Anda harus jalan kaki selama 40 menit, atau jogging selama 16 menit.
Sedangkan, gula pada teh tarik yang masuk ke dalam tubuh akan disimpan dalam bentuk lemak. Jika proses ini terjadi setiap hari, risiko Anda untuk mengalami kegemukan (obesitas) dan diabetes mellitus akan meningkat secara signifikan. Apalagi jika sebelumnya Anda sudah memiliki kadar kolesterol yang tinggi.
Tak hanya itu, protein pada susu juga dapat mengikat antioksidan yang ada pada teh, sehingga menghambat penyerapannya di dalam tubuh. Akibatnya, tubuh tidak mendapatkan manfaat sehat antioksidan sama sekali. (Goes Arya/balipost)