I Dewa Gede Ngurah Mastika Putra, S.Pd. (BP/Istimewa)

Oleh I Dewa Gede Ngurah Mastika Putra, S.Pd.

Pariwisata yang selama ini menjadi penopang ekonomi utama Bali, kini berhadapan dengan tantangan serius yang mengancam keberlanjutan lingkungan dan budaya pulau ini. Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan pariwisata yang tak terkendali telah meninggalkan dampak merugikan yang sulit diabaikan.

Kesenjangan ekologis semakin terlihat jelas dengan kerusakan lingkungan, kehilangan keanekaragaman hayati, dan konflik budaya yang semakin intens. Pemandangan pantai yang dulu begitu memesona di Bali kini diwarnai oleh limbah plastik dan polusi laut.

Infrastruktur masif merusak keindahan alam dan
mengancam habitat unik. Jauh dari gambaran idilis pariwisata, masyarakat lokal Bali juga mulai merasakan dampak buruknya, seperti harga properti yang melambung tinggi dan meningkatnya kesenjangan ekonomi.

Meskipun dihadapkan pada cobaan ini, kita seharusnya melihatnya sebagai peluang besar untuk merestorasi fondasi pariwisata Bali. Salah satu solusi terobosan yang dapat mengubah paradigma pariwisata menuju keberlanjutan adalah green management. Tidak sekadar fokus pada aspek ekologi, green management juga
mengintegrasikan aspek sosial dan budaya untuk memastikan kesejahteraan masyarakat lokal seiring dengan pelestarian lingkungan.

Baca juga:  Restart Ekonomi Bali

Adopsi prinsip-prinsip green management akan memberikan kemungkinan bagi pariwisata Bali untuk menjadi kekuatan positif yang mendukung kedua aspek tersebut secara bersamaan. Kita memerlukan pendekatan holistik yang tidak hanya melindungi alam, tetapi juga memberdayakan komunitas lokal untuk berpartisipasi aktif dalam pembentukan masa depan pariwisata Bali.

Penting untuk memahami bahwa green management bukanlah sekadar tren, melainkan sebuah kebutuhan mendesak untuk melindungi warisan alam dan budaya yang luar biasa di Bali. Dalam menjalankan pendekatan ini, kita dapat mencapai beberapa hal yang signifikan
untuk meminimalkan dampak negatif pariwisata.

Salah satunya adalah dengan mempromosikan praktik ramah lingkungan, seperti pengelolaan limbah yang bijaksana dan penggunaan energi terbarukan. Lebih dari sekadar upaya melindungi alam, kita harus melibatkan masyarakat lokal dalam proses pengambilan keputusan dan mendukung industri lokal.

Dengan melibatkan mereka, kita dapat memastikan bahwa ekonomi lokal terstimulasi dan ikatan budaya semakin diperkuat. Ini adalah langkah krusial untuk memastikan bahwa perubahan yang kita lakukan tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan sosial dan budaya.

Baca juga:  Warisan Budaya Bali Arsitektur sebagai Identitas dan Kesejahteraan

Pentingnya menjaga keberlanjutan pariwisata di Bali memerlukan kerjasama yang erat antara pemerintah, pengusaha, dan masyarakat. Setiap pihak memiliki
peran krusial dalam menjalankan perubahan yang dibutuhkan. Dalam konteks ini, pemerintah memiliki tanggung jawab untuk memberlakukan regulasi yang ketat terhadap praktik pariwisata yang berpotensi merugikan lingkungan.

Adopsi regulasi yang ketat menjadi langkah penting dalam menjaga keberlanjutan lingkungan di Bali, seperti mengatur jumlah pengunjung ke tempat wisata tertentu untuk menjaga keseimbangan alam. Regulasi ini bukan hanya sebagai kendali, tetapi sebagai upaya nyata untuk melibatkan pemerintah dalam memastikan bahwa pariwisata dapat berjalan seiring dengan pelestarian alam.

Selain regulasi, diperlukan insentif yang mendorong bisnis untuk menerapkan green management. Pemerintah dapat meningkatkan insentif, seperti pemotongan pajak atau bantuan keuangan, bagi bisnis yang mengadopsi praktik berkelanjutan. Ini bukan hanya langkah positif untuk mendukung perubahan, tetapi juga cara untuk merangsang minat pengusaha dalam strategi bisnis yang lebih ramah lingkungan.

Baca juga:  DAS Alami Alih Fungsi, BPDAS-HL Unda Anyar Gelar Rakor

Kunci keberhasilan perubahan menuju pariwisata
berkelanjutan adalah melalui kemitraan yang kuat. Melalui forum atau kelompok kerja bersama antara pemerintah, pengusaha, dan masyarakat, ide dan inovasi dapat bertukar. Kemitraan ini juga memungkinkan alokasi sumber daya yang lebih baik, menciptakan momentum positif yang mendukung transformasi pariwisata di Bali.

Bali memiliki kekayaan alam dan budaya yang luar biasa, dan masyarakat Bali bersama dengan dunia pada umumnya memiliki tanggung jawab untuk mendukung transformasi ini. Jika kita ingin pulau ini tetap menjadi destinasi pariwisata yang memikat, tanpa merusak keindahan alam dan budaya yang membuatnya unik, maka kita perlu bersatu dalam perubahan ini.

Hanya dengan bersatu, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi pariwisata Bali. Secara keseluruhan, green management bukan hanya solusi praktis, tetapi juga sebuah visi untuk menjaga keberlanjutan pariwisata. Mari bersama-sama menjaga keindahan pulau ini, tidak hanya untuk generasi saat ini, tetapi juga untuk generasi yang akan datang.

Penulis, mahasiswa S-2 Ilmu Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha

BAGIKAN