BANGLI, BALIPOST.com – Naiknya air Danau Batur akibat curah hujan tinggi yang belakangan ini terus terjadi tidak hanya membuat rumah warga di Desa Terunyan dan lahan pertanian yang terendam, namun Dermaga Penyeberangan di Kedisan juga ikut terendam. Atas kondisi ini, pengelola penyeberangan terpaksa memindah tempat proses naik turun penumpang yang bakal melakukan penyeberangan ke Terunyan ke sebelah timur dermaga.
Kepala UPTD Penyeberangan Danau Batur I Ketut Nasta, Selasa (20/2) mengungkapkan, air Danau Batur kembali naik semenjak hujan lebat yang terus mengguyur Bangli mulai awal Januari.
Kata Nasta, memang setiap musim penghujan air danau pasti naik, hanya saja untuk sekarang ini air yang naik lebih tinggi dari sebelumnya. “Dari pertama kali saya tugas disini sekitar tahun 1995, sekarang ini air danau naiknya paling tinggi. Karena naikknya sudah melebihi tahun lalu,” ucapnya.
Menurut Nasta, naiknnya kembali air danau yang merendam dermaga penyeberangan memang tidak mengganggu proses penyebarangan bagi wisatawan yang ingin menyeberang ke Terunyan melalui kedisan. Hanya saja, untuk naik turun penumpang dipindahkan ke sebelah timur dermaga. “Kita buka penyeberangan disamping dermaga yang terendam. Karena boat sudah bisa nyandar langsung dipembatas demaga,” katanya.
Dikatakan Nasta, pihaknya belum bisa memastikan sampai kapan air danau akan kembali surut. Apalagi, sampai Februari ini curah hujan diprediksi masih terus terjadi. Jika begitu, dipastikan volume air danau akan terus bertambah. Karena berdasarkan sebelunya, air sampai berbulan-bulan baru surut.
“Kemungkinan Agustus atau September air baru surut. Karena pada bulan itu sudah masuk musim kemarau. Air surut lebih lama karena penyerapannya di bawah tidak bagus. Lain kalau di laut pasang surutnya lebih cepat,”tegas Nasta.
Disinggung terkait satu boat milik Dishub yang rusak di akibat ditimpa pohon beringin beberapa waktu lalu, Nasta menegaskan, boat memang rusak tertimpa pohon. Namun, sekarang ini boat sudah diperbaiki oleh petugas.
“Boat selama ini memang tidak dipakai sebagai transfortasi penyeberangan untuk wisatawan. Karena bahan bakarnya boat memakai minyak tanah. Dan minyak tanah sekarang ini sulit dicari dan mahal. Jadi, boat kita taruh saja di tempat yang aman,” terangnya. (eka prananda/balipost)