rumah
RSUD Buleleng. (BP/dok)
SINGARAJA, BALIPOST.com – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buleleng belum mampu menerapkan layanan kemoterapi untuk pasien penderita kanker. Hal itu karena keterbatasan peralatan. Pasien pun harus di rujuk ke Rumah Sakit Pusat Sanglah.

Menurut Direktur Utama RSUD Buleleng, dr. Gede Wiartana, M.Kes., layanan kemoterapi pada rumah sakit yang berstatus badan layanan umum ini memang sangat diperlukan. Namun, hal tersebut belum bisa diwujudkan lantaran belum didukung ruangan dan peralatan. “Layanan itu memang memerlukan ruangan khusus. Kemudian juga perlu alat pencampur obat. Harus steril,” jelasnya Kamis (30/3).

Baca juga:  Nihil Proyek Fisik, Ini Kegiatan Dinas PUPRKP Tabanan

Harga alat tersebut, kata dia yang standar kisaran Rp 500 juta dan untuk yang lebih lengkap mencapai Rp 2 miliar. Mengingat itu perlu diadakan, pihaknya berencana mengusulkan pada APBD Perubahan 2017.  “Kalau dari sisi Sumber Daya Manusia untuk melayani kemo sudah punya. Sekarang hanya butuh peralatan saja,” katanya.

Selain kemoterapi, rumah sakit yang berlokasi di jalan Ngurah Rai ini juga belum memiliki layanan radioterapi. Demikian juga dengan peralatan dan sumber daya manusianya. “Kemo dan radioterapi ini biasanya terkombinasi. Saat ini kami baru bisa sampai operasinya saja,” ungkapnya.

Baca juga:  Rumah Sakit Rujukan Mulai Kehabisan Stok Vaksin COVID-19

Lebih lanjut, Wiartana menyampaikan setiap harinya ada saja pasien yang ingin mendapatkan dua layanan tersebut, kisaran empat sampai lima orang. Menyikapi itu, pihaknya mengambil langkah untuk merujuk ke RSUP Sanglah. “Untuk rujukan kami tetap sarankan kesana (Sanglah-red).  Biar dapat jaminan kesehatan,” pungkasnya. (sosiawan/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *