Menlu Retno Marsudi menyampaikan Pernyataan Pers Tahunan Menlu (PPTM) 2024 dan Bincang Politik Luar Negeri dari Gedung Merdeka, Bandung yang disiarkan secara langsung melalui live streaming, Senin (8/1). (BP/win)

DENPASAR, BALIPOST.com – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi menyampaikan Pernyataan Pers Tahunan Menlu (PPTM) 2024 dan Bincang Politik Luar Negeri di Gedung Merdeka, Bandung dan disiarkan secara langsung melalui live streaming, Senin (8/1). Untuk di Bali, nonton bareng (nobar) dilangsungkan di Auditorium Widya Sabha Uttama Universitas Warmadewa (Unwar).

PPTM 2024 mengusung tema “Advancing Free and Active Foreign Policy: A Ten Year Journey”. Tema ini diambil lantaran selama sepuluh tahun terakhir, politik luar negeri Indonesia terus dijalankan dengan berlandaskan pada spirit Konferensi Asia Afrika (KAA) Tahun 1955.

Menlu Retno Marsudi, menjelaskan alasan PPTM 2024 dilaksanakan di Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Bandung, karena gedung ini digunakan sebagai KAA (Konfrensi Asia Afrika) menjadi saksi awal kemerdekaan beberapa negara dan cikal bakal Gerakan Non Blok (GNB). Ia menegaskan bahwa bahwa selama hampir 10 tahun, politik luar negeri Indonesia dijalankan secara konsisten berdasarkan prinsip bebas-aktif, berkiblat kepada kepentingan nasional dan terus berkontribusi bagi perdamaian dunia, sesuai mandat konstitusi.

Baca juga:  Ternyata, WNA Positif COVID-19 Terbaru di Bali Sudah Meninggal

Diplomasi Indonesia dijalankan secara well-measured and well-calculated, action-oriented and result-oriented, namun terus menjunjung nilai dan prinsip yang tidak tergoyahkan. Di tengah situasi dunia yang sedang tidak baik-baik saja, spirit, prinsip dan ruh KAA akan terus dibawa diplomasi Indonesia dan bahkan semakin dikukuhkan.

“Dengan prinsip dan spirit KAA inilah Indonesia mampu berdiri tegak menjalankan politik luar negeri bebas aktif, berkontribusi bagi kedamaian, stabilitas dan kemakmuran,” ujar Retno.

Ada 3 hal terpenting dalam isu perlindungan WNI dalam 9 tahun terakhir. Yakni, pertama kalinya dijadikan prioritas dalam politik luar negeri, perubahan paradigma bahwa Perwakilan RI adalah Rumah Indonesia, diplomat adalah pelayan warga negara, dan pembangunan sistem perlindungan WNI di Kemlu dan Perwakilan RI.

Baca juga:  Amankan BDF, Kodam Kerahkan Alutsista

Hasil dari 3 hal itu, selama hampir 10 tahun, Kemlu mencatat capaian diplomasi pelindungan melalui penyelesaian lebih dari 218 ribu kasus WNI, termasuk 360 WNI berhasil selamat dari hukuman mati, 18.022 WNI telah direpatriasi dari zona konflik, dan 56 WNI dibebaskan dari penyenderaan. Hak-hak finansial WNI yang berhasil dikembalikan mencapai Rp1,07 triliun.

Sepanjang pandemi COVID-19, lebih dari 88 ribu WNI di luar negeri telah mendapatkan fasilitas vaksin. Penguatan langkah-langkah preventif juga dilakukan dengan pembangunan Sistem Pelayanan dan Pelindungan WNI di luar negeri.

Baca juga:  UPJM Gelar PENA 2023

Retno mengatakan arah diplomasi dalam 10 bulan ke depan. Prioritas 4+1 akan terus dilanjutkan. Diplomasi ekonomi juga turut diperkuat melalui pembentukan Grand Design Diplomasi Ekonomi serta penyelenggaraan beberapa event besar di 2024.

Spirit Bandung akan terus memberikan roh bagi politik luar negeri Indonesia. Prinsip Bebas-Aktif akan menjadi nafas dan tiang diplomasi Indonesia untuk perjuangkan kepentingan nasional dan terus lanjutkan kontribusi Indonesia untuk dunia.

Acara Nobar dihadiri langsung oleh Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kemenlu RI Umar Hadi, Rektor Unwar Prof. Dr. Ir. Suranaya Pandit, MP., Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Provinsi Bali Prof. Dr. Drs. Anak Agung Gede Wisnumurti, M.Si., serta mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Bali. (Ketut Winatha/balipost)

BAGIKAN