Sejumlah taksi berderet di salah satu mal di Renon, Denpasar. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sopir taksi yang melakukan pemalakan kepada dua WNA sempat viral di media sosial. Kasus yang mencoreng citra pariwisata Bali ini cukup cepat ditangani aparat kpolisian dengan menangkap sang sopir taksi pada Kamis (4/1) di Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur.

Kasus pemalakan seperti ini tak cuma kali ini terjadi. Pada Mei 2023, wisatawan asal Singapura diperas oleh sopir taksi berwarna biru.  Belakangan diketahui, taksi yang dikemudikan pelaku bukan lah merek yang selama ini identik dengan warna biru muda itu.

Baca juga:  Demo Lagi, Supir Taksi Tuntut Pemblokiran Grab dan Uber

Berbagai peristiwa penumpang yang dirugikan oleh oknum yang melakukan imitasi merek ini pun membuat pihak Blue Bird angkat bicara. General Manager Area Timur dan Vice President Marketing PT Blue Bird Tbk, Panca Wiadnyana, Rabu (10/1) menyatakan sejumlah peristiwa yang menimpa wisatawan mancanegara ini, tak saja merugikan pihaknya juga citra Bali.

Sebab itu, edukasi ke masyarakat tentang pentingnya berhati-hati menggunakan taksi biru palsu atau taksi gelap harus terus digaungkan. Ia pun memberikan tips cara mengenali taksi biru palsu atau taksi gelap. Di antaranya, identitas taksi meniru warna dan logo brand taksi yang sudah terkenal, sopir tidak menggunakan seragam resmi, tidak memiliki argo dan tarif yang jelas, dan sopir agresif menawarkan jasanya ke calon penumpangnya.

Baca juga:  Menari di Atas Awan, Kelender Tahunan Bromo Tengger Semeru

Ia mengutarakan masyarakat juga perlu memahami bahwa beberapa hal penting yang harus diperhatikan penumpang sebelum naik taksi, yaitu warna frost blue, “taxi sign” atau mahkota dengan logo burung Bluebird di bagian atas mobil dan tulisan “Taksi.”

Selain itu, terdapat nama dan logo di atas kaca mobil bagian depan, logo di bagian pintu samping, memiliki kode armada di bagian belakang, samping dan bagian dalam taksi berupa huruf dan angka, terdapat ID card data pengemudi di dashboard bagian depan.

Baca juga:  Kesenian Khas Sulsel Meriahkan PKB

Menggunakan argo di layar IoT yang berada di dalam armada atau tidak main tembak harga, mengikuti arahan rute dari tamu, armada yang terstandarisasi dengan AC dingin dan bersih, pengemudi profesional menggunakan seragam batik biru dengan logo, bisa membayar menggunakan cash ataupun cashless. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN