Ilustrasi. (BP/Dokumen)

Oleh Novita Friska Susila

Anak dengan rentan tahun lahir 1997 hingga 2012 yang merupakan generasi z memiliki begitu banyak masalah hidup, mulai dari masalah dengan diri sendiri, masalah di lingkungan pertemanan, masalah keluarga, dan hal yang paling umum terjadi ialah masalah paling sering terjadi dikalangan gen z. Kesehatan mental merupakan bagian penting dari kesehatan secara keseluruhan, namun masih seringkali diabaikan dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Padahal, kesehatan mental yang baik akan berkontribusi pada produktivitas, inovasi, dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Penguatan layanan kesehatan mental dalam pembangunan ekonomi akan memainkan peran penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, mengurangi beban penyakit mental, dan meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Investasi dalam kesehatan mental akan membantu menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Baca juga:  Praktisi Perbankan Khawatirkan "Doom Spending" di Kalangan Gen Z dan Milenial

Selain itu, penguatan layanan kesehatan mental juga akan berdampak pada pengurangan biaya jangka panjang dalam sistem kesehatan, seperti pengurangan biaya perawatan medis dan biaya produktivitas yang hilang akibat penyakit mental.

Dengan banyaknya angka kematian (bunuh diri) terhadap mahasiswa, perlu disadari bahwa mental helth itu amat sangat penting untuk kemajuan anak gen z. karena banyak yang pikiran mental gen z iru lemah, padahal di era sekarang gen z itu menerima berbagai informasi secara banyak dan dengan kapasitas yang tidak mudah untuk dimengerti tetapi harus tetap diterima secara seluruhnya. Gen z juga memiliki banyak tuntutan dari banyak pihak, paling umum terjadi di lingkungan  keluarga. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan circle paling dekat namun tidak sedikit gen z bermasalah karena keluarganya.

Baca juga:  Bupati Giri Prasta Hadiri HUT ke-45 ST Dharma Putra Kekeran

Peran ekonomi dalam kesehatan mental mahasiswa sangat penting dan berdampak pada kesejahteraan mereka. Kondisi ekonomi dapat memengaruhi akses mahasiswa terhadap layanan kesehatan mental, stres keuangan, dan keseimbangan kehidupan akademik.

Mahasiswa dengan keterbatasan ekonomi mungkin menghadapi kesulitan dalam mendapatkan akses ke layanan kesehatan mental yang berkualitas. Biaya perawatan, konseling, dan obat-obatan mental mungkin menjadi beban tambahan bagi mahasiswa yang rentan secara finansial. Stres Keuangan: Beban keuangan, seperti biaya kuliah, biaya hidup, dan hutang mahasiswa, dapat memberikan tekanan tambahan yang berdampak pada kesehatan mental.

Kecemasan terkait keuangan dan ketidakpastian secara finansial dapat mempengaruhi kesejahteraan mental mahasiswa. Keuangan juga hal yang berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup semua orang, dengan banyaknya orang dengan ekonomi yang mampu dan disebarkan di media sosial tidak sedikit anak muda/gen z yang juga ingin seperti orang yang ekonominya mampu itu.

Baca juga:  Sistem dan Pemerataan Pendidikan di Indonesia

Memaksakan kehendak, memaksa orang tua, bahkan berbuat kasar dengan orang tua mereka sendiri merupakan berita lumrah di era sekarang. Di era sekarang pun mengalami inflasi yang membuat sebagian besar orang kesusahan dalam memenuhi kebutuhan mereka. Inflasi, pajak yang semakin melambung tinggi, merupakan double combo tekanan untuk banyak orang termasuk gen z.

Selain itu, dukungan sosial dari komunitas akademik dan lingkungan sekitar turut berperan. Melalui kerjasama antara lembaga pendidikan, pemerintah, dan masyarakat, upaya untuk memperbaiki kesehatan mental mahasiswa yang terkait dengan faktor ekonomi dapat ditingkatkan.

Penulis, mahasiswa Program Studi Akuntansi, Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *