Wisatawan melihat-lihat baju khas Bali yang dijual di Pasar Seni Kuta, Badung. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Bali jangan lagi tergantung dari sektor pariwisata sudah lama digaungkan. Tidak hanya pengamat dan akademisi ilmu ekonomi, namun para politisi dan elite pemimpin daerah juga ikut melontarkan hal serupa.

Namun demikian, hingga kini realisasinya masih jauh dari harapan Pandemi Covid-19 yang membuat Bali sangat terpuruk karena pariwisata mati, tidak juga memberi cukup pelajaran.

Saat terpuruk semua berteriak jangan lagi tergantung pada pariwisata. Tapi begitu pulih, jangan bergantung pada sektor pariwisata seolah-olah hanya berhenti sebatas jargon politik.

Baca juga:  Sejumlah Perwira Tinggi TNI Dimutasi

Pengamat Ekonomi Nyoman Sender bahwa menciptakan ekonomi penopang bagi Bali diharapkan tidak hanya menjadi jargon politik semata, namum harus dapat direalisasikan. Maka dari itu kerja nyata dan keberpihakan yang kuat harus menjadi landasan dari pemerintah. “Tetapi betul-betul tertuang dalam rencana kerja atau APBD yang memberikan porsi lebih besar di sektor non pariwisata seperti pertanian dan UMKM,” ujarnya.

Pemerintah diharapkan mampu juga membuat terobosan sumber-sumber ekonomi di luar pariwisata. Terobosan-terobosan itu dapat berupa regulasi dan kebijakan yang bersahabat dengan UMKM dan juga pertanian dalam arti luas. “Tidak cukup hanya jargon saja tetapi mampu secara real time bekerja keras di lapangan,” tandasnya. (Citta Maya/balipost)

Baca juga:  Ingin Sapa Massa Tolak Reklamasi Teluk Benoa, Rai Mantra Datang Tanpa Sudikerta
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *