Founder Vitruvian, Lily Touw (tengah) meresmikan Vitruvian Sanur pada Rabu (24/1). (BP/kmb)

DENPASAR, BALIPOST.com – Vitruvian yang merupakan pusat terapi Pilates membuka cabangnya yang kedua di Sanur, Denpasar pada Rabu (24/1). Cabang di Sanur ini merupakan yang kedua di Bali, karena sebelumnya Vitruvian juga telah membuka cabang di Jalan Gatot Subroto, Denpasar.

Menurut Founder Vitruvian, Lily Touw, pilates memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Salah satunya adalah untuk meningkatkan fleksibilitas dan kekuatan tubuh, membantu memperbaiki postur, dan meningkatkan kesegaran tubuh. “Banyak orang mungkin yang belum mengenal apa itu olah raga Pilates. Pilates itu adalah olah raga keseimbangan antara kelenturan dan strength. Ada beberapa olah raga yang mengutamakan kelenturan, seperti yoga. Ada juga yang mengutamakan kekuatan, seperti weight lifting. Pilates ini berada di tengah-tengah, keseimbangan antara fleksibilitas dan juga strenght. Itu digabung dalam satu olah raga,” paparnya.

Selain itu, dalam Pilates juga harus menggunakan kesadaran tubuh dan pikiran digabung dengan pernafasan. “Jadi mudah-mudahan orang-orang yang belum pernah mencoba Pilates, boleh mencoba olah raga ini karena beda dengan olah raga yang lain,” saran Lily.

Mengingat banyak orang yang sudah mencoba yoga, ia pun berharap Pilates bisa menjadi angin segar yang baru untuk memicu orang berolah raga dan mencoba hal yang baru. “Pilates ini bisa menaikkan performance orang-orang yang suka berolah raga, atau orang-orang yang justru tidak pernah berolahraga, misalnya orang yang sudah senior. Itu bisa memilih olah raga ini juga karena bisa dibikin grup class atau perorangan, one to one, customize sesuai kebutuhan,” ungkap Lily yang sudah menekuni Pilates belasan tahun ini.

Baca juga:  Badung Lakukan "Rapid Test" Sejumlah Tenaga Medis dan Puluhan Kontak Erat Pasien COVID-19

Ia pun mengutarakan di Bali sudah cukup banyak tempat berlatih pilates seiring meningkatnya minat masyarakat terhadap olahraga ini. Bahkan, perempuan yang sudah belasan tahun menekuni Pilates ini telah membuka 2 pusat pelatihan di Denpasar.

Lily mengaku merintis olahraga ini hingga memperoleh julukan Ibu Pilates Indonesia, dengan membangun studio pertamanya di Jakarta sekitar 15 tahun lalu. “Cabang di Sanur merupakan yang ketujuh. Sebelumnya Vitruvian sudah ada di Jakarta sebanyak 5 cabang dan 1 di Denpasar,” urainya.

Terapi yang dihadirkan, jelasnya, merupakan kombinasi berbagai disiplin ilmu gerak, seperti fisioterapi, feldenkrais, Redcord, Zen-Ga, dan metode biochemical ciptaannya sendiri, yakni Linkd. Dengan kombinasi ini, pengalaman Pilates yang diberikan ke masing-masing orang akan berbeda sesuai kebutuhannya. “Selama belasan tahun, kami memadukan berbagai disiplin ilmu gerak sehingga menjadi integrated movement centre dan klinik fisioterapi karena kami mengerti bahwa bergerak bisa membantu penyembuhan dan rehabilitasi orang yang cedera,” paparnya saat Grand Opening Vitruvian Sanur, Denpasar.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Nasional Ada di Atas 12.000

Ditambahkan Co-owner Vitruvian Sanur, Malika Jiwaji, pilates sangat sesuai untuk para lansia. Ia pun mengaku kenal Pilates karena orangtuanya yang sudah berusia lanjut mengalami gangguan di lutut dan punggung.

“Awalnya ibu saya yang berlatih pilates. Sekitar 8 atau 10 tahun lalu, ibu mengalami pengapuran di tempurung lututnya dan kesulitan berjalan. Naik tangga aja sudah susah. Kemudian kedua, ayah saya juga sering mengalami kaku di punggung seiring bertambahnya usia. Dari sana lah kemudian saya mulai mencari-cari alternatif olahraga yang bisa membantu orangtua agar tidak perlu melakukan operasi,” ungkapnya.

Singkat cerita, lanjut Malika, sang ibu pun berlatih pilates dan 5 tahun kemudian sudah bisa berjalan dengan normal tanpa perlu operasi tempurung lutut. “Dari sini, saya kemudian berpikir bagaimana bisa membantu lebih banyak lagi lansia maupun mereka yang mengalami cedera otot untuk memiliki kehidupan normal tanpa operasi. Paling tidak, Pilates bisa dijadikan salah satu alternatif bagi para lansia untuk hidup sehat karena pilihan olahraga bagi mereka kan limited (terbatas, red) ya. Lari gak mungkin, sedangkan gym tidak terlalu friendly untuk lansia,” jelasnya.

Setelah mencari referensi, ia pun akhirnya mengontak Merrithew, pusat pilates yang berada di Kanada. Ia pun diberikan kontak Lily yang merupakan lead instructor pilates tersertifikasi Merrithew. Lily kerap dikirim ke berbagai negara untuk memberikan pelatihan.

Baca juga:  Belasan Motor Berknalpot Brong Diamankan

Untuk yang di Denpasar, ia pun membagi pusat pelatihan ini menjadi studio latihan dan edukasi Pilates. Dengan 5 instruktur yang sebagian juga memiliki latar belakang fisioterapis, pelatihan pilates ini ternyata cukup diminati, terutama dari kalangan lansia.

“Memang saat ini yang lebih banyak ikut pilates itu lansia, tapi anak muda juga ada. Warga negara asing juga banyak yang tertarik, terutama yang di cabang Sanur,” papar Malika.

Salah satu klien di Vitruvian, Jessica mengaku menekuni Pilates sekitar setahun terakhir. Ia meengaku tertarik dengan Pilates sejak setahun lalu karena dirinya bisa menggerakkan seluruh tubuhnya. Gerakan Pilates yang membutuhkan fleksibilitas juga dinilai cocok untuk menjaga kebugaran tubuh.

Perempuan asal Australia yang sudah 5 tahun tinggal di Bali ini mengaku sebelum mencoba Pilates, menekuni Yoga selama 20 tahun. Namun, seiring bertambahnya usia, perempuan yang gemar menari ini pun mulai mencari olahraga yang bisa menjaga kesehatan otot. “Semakin kita bertambah tua, sangat penting untuk menjaga kesehatan otot. Pilates yang memerlukan gerakan tubuh secara keseluruhan sangat baik untuk itu,” ujar Jessica. (Adv/balipost)

BAGIKAN