DENPASAR, BALIPOST.com – Penyelamatan dan pelestarian bahasa lokal perlu semangat dan tindakan nyata yang berkesinambungan. Demikian kesimpulan konferensi internasional bahasa lokal di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Udayana (Unud) belum lama ini.
Peneliti dan dosen dari Universitas Cenderawasih Adolfina Krisifu menyampaikan tiga langkah utama yang bisa dilaksanakan untuk mengembangkan bahasa lokal. Yaitu penelitian oleh kelompok akademis yang hasilnya bisa diberikan kepada pemerintah untuk menyusun kebijakan dan program nyata. Penggunaan bahasa dalam berbagai ranah seperti pendidikan dan kegiatan agama dan di tingkat keluarga.
Perwakilan dari Universitas Tadulako Ulinsa menyampaikan penggunaan teknologi relevan untuk mengembangkan bahasa lokal. Misalnya menyajikan cerita rakyat dengan teknik animasi sehingga menarik perhatian anak-anak dan generasi muda. “Jangan sampai anak-anak kita hanya mengenal komik Jepang,” ujar Ulinsa.
Perwakilan dari Universitas Udayana Maria Matildis Banda menyampaikan bahasa daerah atau bahasa lokal memiliki kekayaan kosa kata dan konsep yang menarik diadopsi dalam penciptaan karya sastra dan karya sastra akan menghidupkannya.
“Penting sekali langkah berkelanjutan untuk meneliti bahasa daerah sehingga tata bahasa bisa menjadi sarana bagi masyarakat untuk mempelajarinya dalam waktu mendatang,” ujar dosen Sastra Indonesia FIB Unud yang banyak menulis novel ini.
Ia menyarankan agar dalam penyelamatan bahasa lokal diberikan ruang bagi praktisi seni dan sastra untuk menghidupkan bahasa lokal. Karena menurutnya saat ini, ruang hidup praktisi seni dan sastra semakin berkurang dalam bahasa-bahasa lokal yang minor (tidak memiliki tradisi sastra, penutur sedikit, tidak memiliki sistem aksara).
Perwakilan dari Universitas Hasanuddin Arga Maulana Pasanrangi menyampaikan gagasan mengembangkan bahasa daerah dengan memperbanyak kegiatan seni pertunjukan. Agar masyarakat mengenal dan mencintai bahasa daerahnya. “Pemerintah dan masyarakat memainkan peranan penting dalam hal ini,” imbuhnya.
Guru besar FIB Unud Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt mengatakan, Bali sangat tepat menjadi tuan rumah konferensi internasional bahasa lokal. Karena Bali mampu mengembangkan bahasa ibu dengan baik. Masyarakat Bali selalu semangat dalam usaha menjaga bahasa Bali satu rangkaian dengan pengembangan budaya Bali. Keduanya merupakan dasar penting identitas Bali. “Di Bali seni sastra, seni pertunjukan dll semua berkembang baik bersama-sama mengembangkan Bahasa Bali,” ujar Darma Putra yang menyampaikan makalah “Medium of Modernity Balinese Language in the Contemporary Literary Landscape.
Ketua Panitia Konferensi Bahasa Lokal 2018 Ida Ayu Laksmita Sari menyampaikan konferensi bahasa lokal ini sangat inspiratif. Pelaksanaannya di tempat lain nanti diharapkan dapat menggali berbagai aspek dalam pemberdayaan dan pengembangan bahasa lokal. (Citta Maya/balipost)