Petani sedang memanen beras merah di Tabanan. (BP/dok)

TABANAN, BALIPOST.com – Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan memastikan produksi padi saat ini di Tabanan masih dalam posisi aman setelah sejak pertengahan tahun 2023 terdampak fenomena iklim El Nino. Meski memang terjadi penurunan luas tanam di tahun 2023 lantaran banyak petani terpaksa tunda tanam bahkan puso, namun dari hasil korelasi perhitungan yang telah dilakukan dinas terkait, Tabanan masih surplus 43.680 ton beras.

Kepala Dinas Pertanian Tabanan I Made Subagia menyampaikan, dampak cuaca ekstrem dan tantangan lainnya yang dihadapi petani sepanjang 2023 telah menyebabkan penurunan jumlah produksi padi dibandingkan 2022. Faktor utama penyebabnya adalah cuaca, terutama dampak El Nino, menyebabkan penundaan tanam hingga beberapa lahan terdampak puso.

Baca juga:  Padi Hitam, Pengembangannya Terbentur Pasar

Dengan seluas 139,6 hektar terkena imbas El Nino, para petani telah mendapatkan bantuan dari AUTP untuk mengatasi kondisi sulit. “Kami fokus memberikan dukungan kepada petani terdampak, termasuk yang mengalami puso, agar mereka dapat kembali beraktivitas,” ungkap Subagia, Rabu (31/1).

Di sisi lain, serangan hama dan penyakit juga menambah persoalan yang dialami petani. Hanya saja untuk serangan hama masih pada skala kerusakan sedang seperti terjadi di kecamatan Kerambitan dan Penebel, dengan total 23 hektar.

Baca juga:  STT Ardhya Garini Konsisten Kreasikan Ogoh-Ogoh Durga, Ini Sebabnya

Subagia juga menjelaskan, dari data produksi beras, perhitungan statistik ada penyediaan dan ketersediaan, meski ada penurunan produksi beras namun masih ada selisih produksi sebanyak 43.680 ton. Artinya dari perhitungan total kebutuhan 56.100 ton, dengan jumlah penduduk 400 ribu lebih, meski ada penurunan luas tanam namun hasil produksi ada sebanyak 99.780 ton, itu perhitungannya gabah diolah jadi gabah kering panen, gabah kering giling, dan beras. “Dalam menghitung statistik produksi beras, meski terjadi penurunan luas tanam, namun hasil produksi tetap memenuhi kebutuhan dengan selisih yang cukup signifikan,” jelas Subagia.

Baca juga:  Diserang Tikus, Tanaman Padi di Subak Tunggak Alas Gagal Panen

Artinya dengan surplus 43.680 ton, Tabanan masih mampu memenuhi kebutuhan beras meskipun penduduk relatif stabil. Ditambah lagi saat ini, kondisi sumber air dan irigasi mulai membaik, memungkinkan petani yang sempat menunda tanam untuk kembali beraktivitas. “Kami optimis, meski terdapat penurunan luas tanam, kebijakan penundaan tanam otomatis membawa harapan untuk panen yang lebih baik di tahun 2024,” tambah Subagia.

Dengan perhitungan yang cermat, meski ada tantangan, Kabupaten Tabanan tetap menjaga ketersediaan beras dan menetapkan strategi agar produksi pertanian tetap berkelanjutan di tengah perubahan cuaca dan kondisi lingkungan. (Puspawati/balipost)

 

BAGIKAN