Putu Krisna Adi (35) menunjukkan salah satu uang logam yang akan digunakan membayar pelunasan kreditnya. (BP/olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Seorang nasabah kredit di salah satu bank cabang di Jembrana mengeluhkan pembayaran yang ditolak, hanya gara-gara menggunakan uang logam. Padahal jumlah uang logam yang dibayarkan sesuai dengan nilai cicilan kredit yang ditagihkan.

Kebetulan, penagihan ini merupakan yang terakhir (pelunasan). Putu Krisna Adi (35), warga Banjar Pasar, Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Rabu (28/2) mengungkapkan pihaknya sempat memprotes pihak bank karena ditolak melunasi kredit menggunakan uang logam.

Baca juga:  Di Stage A, Scared of Bums Jadi Pembuka dan So7 Pemungkas

Kredit yang dibayarkan ini atas nama istrinya, Alit Windari. Kebetulan saat pelunasan itu, istrinya sedang ada kesibukan. Pembayaran saat itu dilakukan bersama kelompok, dengan tagihan senilai Rp 110 ribu.

Saat dipungut itulah, Putu Krisna Adi yang membayarkan pelunasan diantaranya menggunakan uang logam pecahan Rp 1.000, ditolak. Peminjaman dilakukan secara kelompok dan untuk istrinya senilai Rp 5 juta diangsur selama 1,5 tahun.

Baca juga:  Catatkan Kasus Sembuh COVID-19 Lampaui 90 Orang, Ini Sebarannya

Kredit dicairkan pihak bank secara kelompok, sedangkan tiap pembayaran angsuran pihak bank memungut ke rumah ketua kelompok. Alasan dari petugas pemungut itu, uang logam tidak bisa diterima di bank tersebut.

Krisna Adi juga sempat protes dan menjelaskan bahwa uang logam merupakan alat pembayaran yang sah. Namun pihak petugas yang menagih tetap ngotot tidak menerima, dan sempat terjadi ketegangan. Kejadian ini juga sempat disaksikan anggota kelompok yang hadir saat pembayaran pelunasan kredit.

Baca juga:  Cuti Lebaran Menyesuaikan Tugas Penting Kedinasan

Akhirnya, oleh salah satu anggota kelompok, uang logam tersebut ditukarkan dengan uang kertas dan akhirnya pembayaran bisa diterima. Mendapat perlakuan itu, Krisna Adi mengaku sangat kesal dan menyayangkan kebijakan bank yang menolak uang logam.

Pengusaha dupa ini, juga sempat menuangkan kekesalannya itu di media sosial (medsos). Dan ternyata, banyak warganet yang merespon, menyesalkan kebijakan bank tersebut. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *