Umat Hindu melaksanakan persembahyangan Hari Raya Galungan di Pura Agung Jagatnatha Denpasar, Rabu (28/2024). (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Umat Hindu yang melaksanakan persembahyangan Hari Raya Galungan di Pura Agung Jagatnatha Denpasar, Rabu (28/2) nampak ramai. Sejak pagi hari, pemedek mulai berdatangan ke pura, dan sekitar pukul 9.30 WITA pemedek makin ramai datang.

Antrian pemedek terlihat di luar gapura pura. Umat yang datang tersebut tidak hanya dari Kota Denpasar, banyak juga dari beberapa daerah di Bali.

Menurut Pemangku Janbanggul (pemimpin pemangku) Pura Agung Jagatnatha Denpasar, IB Saskara, Galungan saat ini merupakan momen yang baik untuk kembali meningkatkan keharmonisan pascapelaksanaan Pemilu 2024. Adanya energi-energi negatif yang muncul, Seperti ego, rasa benci, amarah dan lainnya, bisa dilebur saat perayaan Galungan ini.

Baca juga:  8.000 Nelayan Tidak Tercover Bantuan Lagi

“Inilah momen yang baik bagi masyarakat di Bali khususnya yang berada di Denpasar untuk melakukan pralina, atau pembersihan diri dengan melakukan persembahyangan,” tutur jro mangku.

Disampaikan juga bahwa melakukan persembahyangan di Hari Raya Galungan ini menjadi momen untuk kembali meningkatkan kesatuan ke Sang Pencipta. Dengan ini diharapkan, energi-energi positif atau kebaikan dapat kembali lagi.

Tidak ada rasa benci apalagi permusuhan di antara sesama, sehingga tercipta kerukunan, kebersamaan, dan keharmonisan didalam masyarakat.

Baca juga:  Kasus Baru Nasional Lebih Tinggi dari Tambahan Pasien COVID-19 Sembuh

Lebih lanjut diterangkan, persiapan untuk persembahyangan Hari Raya Galungan di pura ini telah dilakukan sejak tiga hari lalu. Seperti pemasangan penjor, tedung-tedung atau payung, dan sarana prasarana lainnya.

Sedangkan pelaksanaan sembahyang dimulai sejak pukul 7.00 WITA hingga selesai. Persembahyangan kali ini tidak dipimpin sulinggih, melainkan pemangku.

Jro Mangku Saskara menambahkan bahwa pemedek yang tangkil ke pura ini tidak hanya dari warga Kota Denpasar, melainkan umat sejumlah daerah di Bali yang tidak sempat pulang ke kampung halamannya.

Baca juga:  Harga Beras Picu Inflasi di Denpasar dan Singaraja

“Mungkin saat ini mereka tidak bisa pulang kampung, mungkin mereka masih kerja. Terutama yang di bidang pariwisata, karena hari libur panjang, jadi mereka bersembahyang di Pura Agung Jagatnatha,” imbuhnya. (Eka Adhiyasa/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *