I Nyoman Sugawa Korry. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bali, I Nyoman Sugawa Korry gagal melenggang ke Senayan. Partai Golkar Bali hanya bisa memastikan satu kursi DPR RI pada Pemilu 2024 ini.

Kadernya yang lolos yakni I Gde Sumarjaya Linggih atau akrab disapa Demer. Ini artinya, Partai Golkar Bali kehilangan satu kursi di DPR RI. Sebab, pada pemilihan legislatif (Pileg) 2019, Partai Golkar Bali merebut 2 kursi dengan meloloskan Gede Sumarjaya Linggih dan Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra alias Gus Adhi.

Meskipun demikian, Sugawa mengaku legowo tidak lolos meskipun sudah berusaha maksimal dengan menyumbangkan sebanyak 82.621 suara. Dalam keterangan tertulisnya, Sugawa Korry mengaku maju ke DPR supaya kaderisasi di Partai Beringin tidak mandek.

Baca juga:  Bawaslu Jembrana Telusuri Pegawai Kontrak Lolos DCT

“Setelah mencermati hasil pleno tingkat kecamatan dan kabupaten/kota se-Bali, Golkar Bali hanya meloloskan 1 anggota DPR RI, dan saya ikhlas tidak lolos melalui Pileg 2024 ini. Setelah melalui proses perjalanan panjang menyongsong Pileg 2024, sebagai newcomer saya bersyukur bisa sumbangkan suara untuk  Golkar 82.621,” demikian Sugawa.

Di Buleleng untuk internal Golkar, Sugawa  Korry memperoleh suara tertinggi. Begitu juga di Kecamatan Banjar yang merupakan asalnya, suaranya tertinggi dibandingkan partai lainnya. Perolehan suara di desanya, yaitu Desa Banyuatis, juga tinggi meraih 90 persen lebih suara.

Baca juga:  Tangani Kasus Victor Laiskodat, Pimpinan DPR Berharap MKD Segera Bersidang

Sugawa Korry mengungkapkan alasannya maju menjadi caleg DPR RI merupakan keputusan yang diambil oleh dirinya sendiri. Hal ini didasari oleh pertimbangan Pileg 2019.

Ada tiga tokoh yakni Wayan Wayan Geredeg yang meraih 65.000 suara, Made Wijaya 45.000 suara dan Ketut Sudikerta 40.000 suara, menyatakan tidak maju lagi sebagai caleg pada Pileg 2024 ini. “Sedangkan kader-kader senior yang sudah 4 periode di DPRD Bali, saya dorong ke DPR RI tidak bersedia. Sedangkan kader potensial di luar petahana Pak Demer dan Gus Adhi tidak ada lagi,” bebernya.

Baca juga:  Tutup Celah SKTM Fiktif, Pelaku Harus Ditindak Tegas

Sehingga, untuk mempertahankan suara minimal dua di DPR RI, sebagai Ketua DPD diambil keputusan ikut dalam kontestasi memperebutkan kursi di DPR RI dengan harapan incumbent bisa meningkatkan suaranya dan bisa menambah suara secara signifikan.

“Di samping pertimbangan untuk berikan contoh berjalannya roda kaderisasi di internal Golkar Bali. Walaupun saya bisa sumbangkan suara 82.621 ternyata para incumbent suaranya tidak meningkat malahan menurun (Pak Demer dari 119.000 menjadi 100.000 dan Gus Adhi dari 66.000 menjadi 63.000, red), sehingga Golkar Bali tidak bisa mempertahankan 2 kursi DPR RI,” ungkapnya. (Ketut Winata/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *