Suasana pujawali di Pura Uluwatu, Badung. (BP/Dokumen)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Puncak pujawali di Pura Uluwatu akan dilaksanakan pada Angara Kasih Medangsia, Selasa (19/3). Ida Bhatara akan digelar (nyejer) selama tiga hari dan pada Jumat (22/3) masineb pukul 10.00 WITA.

Serangkaian pujawali akan didahului dengan upacara Ngerumrum Kulit Gede Anyar, Jumat (16/3), di Pura Pererepan Pecatu. Jro Mangku Gede Anyar ini dipercayakan kepada Jro Mangku Rastika.

Saat pujawali Jro Mangku Rastika menggantikan ayahandanya karena sudah meninggal akan diupacarai dan diplaspas sebagai jan banggul Ida Bhatara atau sebagai Jro Mangku Gede Pura Uluwatu.

Panglingsir Puri Agung Jro Kuta selaku Pangempon Pura Luhur Uluwatu, Drs. I Gusti Ngurah Jaka Pratidnya, Kamis (14/3) mengungkapkan pujawali di Pura Uluwatu akan diawali dengan mundut Ida Bhatara dari Pura Parerepan menuju Pura Uluwatu pada pukul 09.00 WITA dan berakhir pada pukul 11.00 WITA. Saat pujawali disertai dengan Guru Bendu Piduka dan nyapsap Kulit Gede Pura Luhur Uluwatu.

Baca juga:  Menang di PN, Pembangunan JLS Lanjut

Puncak piodalan dipuput Ida Pedanda Istri Raka, Ida Pedanda Gede Sari Arimbawa, dan Ida Pedanda Gede Made Karang.

Sejumlah tokoh yang terlibat dalam upacara ini antara lain angga Puri Agung Jrokuta, Jro Mangku Gede Pura Luhur Uluwatu, dan pemangku dari Desa Adat Pecatu dan Puri Agung Jrokuta. Pengampok Desa Adat Pecatu dan warga Badung lainnya akan mengikuti acara ini juga.

Baca juga:  Hampir 20 Tahun Subak Balangan Kekeringan, Petinggi Badung Turun ke Lokasi

Agar umat tak terjebak kemacetan, pria yang disapa Turah Joko ini mempersilakan agar mengatur waktu dan menghindari keberangkatan saat Ida Bhatara lunga dari Parerepan ke Pura Uluwatu pukul 09.00-11.00 WITA. Pangempon juga telah mengimbau truk proyek tidak menggunakan jalur ini saat puncak piodalan.

Usai dilakukan pangilen pujawali, sore harinya prasanak Ida Bhatara katuran kembali ke Pura Parerepan.
Selama tiga hari Ida Bhatara nyejer umat Hindu secara bergiliran ngaturang bhakti panganyar.

Pada Rabu (20/3), bhakti penganyar dari Kuta Utara dipuput Ida Pedanda Gede Isana Manuaba. Sedangkan Kamis (22/3) disanggra krama Kuta, dipuput Ida Pedanda Giri Dwijaguna.

Upacara penyineban dilakukan Jumat (22/3) mulai pukul 10.00 WITA dilanjutkan ngaturang bendu piduka dipuput Ida Pedanda Gede Ngurah Telaga dari Griya Tegal disanggra umat Hindu di Kecamatan Kuta Selatan.

Baca juga:  Lagi Ramai di TikTok, Ternyata Jamur Salju Miliki Segudang Manfaat Bagi Kesehatan

Turah Joko menambahkan panitia akan tetap melakukan pengaturan pamuspan untuk menjaga ketertiban. Jaba dalem pura diprioritaskan bagi persembahyangan pemangku dan sulinggih, sedangkan di jaba tengah untuk masyarakat umum.

Turah Joko juga mengingatkan agar umat yang tangkil tak membawa tempat tirta dari bahan plastik. Termasuk agar tak membawa perhiasan berlebih supaya tak dirampas kawanan kera Uluwatu.

Untuk menjinakkan kera penghuni Alas Kekeran ini, puri sudah menyiapkan laba khusus sehingga lebih jinak dibandingkan hari biasanya. (Sueca/balipost)

BAGIKAN