MANGUPURA, BALIPOST.com – Penanganan masalah sampah kiriman yang terjebak di Loloan Pantai Dreamland melibatkan organisasi lintas sektor. Sedikitnya, seratusan orang terlibat dalam aksi ini, yakni sekitar 80 orang dari Sungai Watch, 15 orang dari DLHK, 15 orang dari Dinas PUPR, dan desa adat bergabung untuk membersihkan lokasi tersebut.
“Dalam penanganan sampah yang terjebak di loloan, kami melakukan sinergi dengan berbagai pihak. Alat yang digunakan termasuk 2 unit excavator dan 10 truk. PUPR juga menyediakan armada truk untuk membantu pengangkutan,” jelas Kepala Bidang Pengelolaan Kebersihan dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung, A.A. Gede Dalem, Minggu (24/3).
Sebanyak 30 ton sampah kiriman berhasil diangkut, dengan komposisi 30 persen plastik dan 70 persen organik seperti kayu dan ranting. Proses pembersihan dilakukan selama 5 jam, dari pukul 9 pagi hingga 2 siang, yang dinilai cukup cepat mengingat kondisi medan yang sulit.
Sampah tersebut kemudian dipilah sesuai jenisnya, dengan sampah organik akan diproses menjadi kompos di Pusat Daur Ulang (PDU) Mengwitani, sementara sampah plastik akan didaur ulang di fasilitas Sungai Watch. “Kami mengapresiasi keterlibatan berbagai pihak dalam penanganan sampah ini, karena masalah sampah adalah tanggung jawab bersama,” katanya.
Selain itu, ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah, terutama untuk tidak membuang sampah ke media lingkungan. Tindakan tersebut tidak hanya berpotensi merusak ekosistem dan mencemari lingkungan, tetapi juga dapat memberikan citra buruk bagi pariwisata dan menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat. “Saya mengucapkan terima kasih kepada tim Sungai Watch atas pemasangan trash boom di sungai-sungai yang dapat mengurangi potensi sampah masuk ke laut,” ucapnya. (Parwata/balipost)