Kegiatan Susur Mangrove rutin dilakukan dalam menjaga kebersihan pesisir pantai dan menjaga keasrian hutan mangrove agar tetap lestari. (BP/may)

DENPASAR, BALIPOST.com – Untuk meminimalkan munculnya warga miskin baru saat terjadi musibah atau kecelakaan, nelayan juga memerlukan jaminan sosial ketenagakerjaan (sostek). Demikian disampaikan Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Bali Denpasar Cep Nandi Yunandar, Senin (25/3) saat melakukan kegiatan susur mangrove.

Ia mengatakan, ketika nelayan mengalami risiko meninggal dunia atau kecelakaan kerja, bebannya dapat berkurang dengan kepesertaan jaminan sosial ketenagakerjaan. Sehingga tidak menimbulkan kemiskinan baru.

Saat peserta menderita luka-luka akibat kecelakaan kerja, biaya perawatan dan pengobatan akan ditanggung sepenuhnya. Demikian juga, jika terjadi risiko meninggal dunia, ahli warisnya akan menerima santunan sebesar Rp42 juta.

Baca juga:  Di Tabanan, Gelombang Tinggi Capai 4 Meter

Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa mengatakan, jaminan sosial sangat dibutuhkan untuk memberikan perlindungan sosial terhadap risiko yang mungkin dihadapi oleh para nelayan. “Dengan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan ini diharapkan para nelayan dapat lebih aman jika terjadi risiko dalam menjalankan pekerjaan di laut, serta meningkatkan kesejahteraan dan keamanan finansial bagi para nelayan dan keluarga mereka,” ujar Arya.

Menurutnya, nelayan khususnya kelompok nelayan Segara Guna Batu Lumbang tidak hanya bekerja mencari ikan tapi juga turut menjaga wilayah pesisir di Kota Denpasar. Salah satunya kegiatan rutin dalam menjaga mangrove adalah susur mangrove.

Baca juga:  Belasan Pelanggar Prokes Dijaring Tim Yustisi

Kegiatan rutin itu dilakukan dalam menjaga kebersihan pesisir pantai dan menjaga keasrian hutan mangrove agar tetap lestari. “Terjaganya hutan mangrove banyak memberikan manfaat bagi kita, seperti menjadi sumber oksigen, mencegah gelombang tinggi atau tsunami, dan mencegah abrasi di pesisir pantai. Selain itu pohon mangrove juga dapat diolah seperti menjadi kerajinan, makanan ringan, hingga minuman,” ujarnya.

Ia mengimbau seluruh masyarakat agar sadar akan bahaya membuang sampah sembarangan. Sebab, selain bisa menyebabkan banjir pada musim hujan, juga menimbulkan sarang nyamuk.

Baca juga:  Lumba-lumba Stenella Attenuata Terdampar di Pantai Bengiat

Sementara Ketua Susur Mangrove, Wayan Sukerti menyampaikan, pelaksanaan kegiatan pelestarian habitat pantai diharapkan dapat menanamkan rasa kepedulian lingkungan sejak dini kepada anak muda. Selain itu dengan jaminan sosial ketenagakerjaan menurutnya akan lebih merasa aman bekerja sekaligus melestarikan mangrove. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *