DENPASAR, BALIPOST.com – Libur Lebaran 2024 menjadi momentum bagi wisatawan domestik (Wisdom) untuk liburan ke destinasi wisata. Bali sebagai daerah tujuan wisata akan menjadi pilihan untuk liburan.
Dinas Perhubungan (Dishub) Bali pun memprediksi sebanyak 1.502.825 wisdom berkunjung ke Pulau Dewata selama libur Lebaran 2024. Jumlah ini meningkat sekitar 19,61 persen dibandingkan libur lebaran tahun 2023 yang mencapai 1.256.438 wisatawan.
Sementara itu, jumlah kendaraan masuk Bali saat libur Lebaran 2024 diprediksi sekitar 180.103 unit. “Jumlah ini meningkat sekitar 4,69 persen dibandingkan tahun 2023 sekitar 170.035 unit,” ujar Kadishub Provinsi Bali, IGW Samsi Gunarta, Minggu (31/3).
Sementara itu, diprediksi pemudik yang keluar dari Bali mencapai 1.630.510 orang. Jumlah ini meningkat sekitar 24,72 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 1.307.232 orang.
Puncak arus mudik akan terjadi pada tanggal 6-8 April 2024 dan puncak arus balik pada 14-15 April 2024. Rencana Posko Angkutan Lebaran Tahun 2024 akan dibuka mulai 3 April 2024 sampai dengan 18 April 2024.
Ia mengatakan agar mudik Lebaran 2024 aman, pemerintah terus melakukan kegiatan inspeksi dan memeriksa kondisi kendaraan untuk mengangkut penumpang yang mudik. Puluhan bus di Bali telah dilakukan pemeriksaan (ramph check) untuk mengetahui kendaraan tersebut laik jalan atau tidak.
Tercatat ada 91 kendaraan yang telah dilakukan pemeriksaan di Terminal Mengwi. Sebanyak 30 unit dinyatakan tidak memenuhi standar. Kegiatan ramp check di Terminal Mengwi sejak sebulan lalu. “Ada 30 unit dari 91 kendaraan yang dilakukan ramp check diminta perbaikan,” kata Samsi.
Samsi menuturkan, Dishub Bali telah mengatur strategi mengatasi kemacetan terutama di jalur-jalur objek wisata selama libur Lebaran 2024. Beberapa titik kemacetan biasanya terjadi di Kabupaten Badung, Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar dan Jalan Denpasar-Gilimanuk.
Beberapa strategi tersebut adalah pengalihan arus lalu lintas, pembatasan lokasi putar arah (u-turn), prioritas pergerakan di persimpangan dan pengaturan hambatan samping. Selain itu, pihaknya melakukan pengaturan lalu lintas di lokasi-lokasi pasar tumpah, pembatasan kendaraan tidak bermotor di jalan utama dan pembatasan pengoperasian mobil barang pada hari dan jam tertentu. (Ketut Winata/balipost)