Beras sisa untuk memenuhi kebutuhan pengungsi. Beberapa kondisinya sudah ada yang rusak. Ditengah itu, pemanfaatannya belum jelas. (BP/sos)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Warga Karangasem yang mengungsi di Kabupaten Klungkung sudah hampir sebulan kembali ke kampung halaman. Menyusul penurunan status Gunung Agung dari awas ke siaga. Namun, logistik untuk memenuhi kebutuhan pokok, salah satunya beras masih menumpuk. Bahkan, sudah ada yang rusak akibat terserang kutu. Ditengah kondisi demikian, pemanfaatannya belum jelas.

Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Klungkung, Ida Bagus Anom Adnyana menjelaskan beras yang tersisa sekitar 20 ton. Itu sudah dipindahkan dari GOR Swecapura, Desa Gelgel, Klungkung ke Lapangan Tembak di Desa Paksebali, Kecamatan Dawan dengan alasan tempat lebih memadai. Kondisinya diakui tak seluruhnya bagus. Beberapa sudah ada yang rusak terserang kutu. “Memang ada yang rusak, tetapi tidak banyak. Yang bagus-bagus sudah dipindahkan,” sebutnya, Kamis (8/3).

Baca juga:  Badung Gelar OP, Harga Beras Turun Hingga Rp 200 Perkilo

Selain itu, juga masih tersisa sekitar 600 air mineral dan 4000 liter minyak goreng. Ada pula sekitar 1.700 dus mie instan. Pemanfaatan logistik itu belum ada kejelasan. Hal tersebut masih menunggu keputusan rapat tim dan petunjuk Penjabat Sementara Bupati. “Kalau mie expired, kemungkinan ada juga. Tapi kami kan belum berani mengambil. Masih menunggu hasil rapat tim dulu,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klungkung, I Putu Widiada menyampaikan pembahasan pemanfaatan sisa logistik itu sudah dilakukan melalui rapat. Hanya belum menghasilkan keputusan final. “Kita masih perlu inventarisasi. Apa saja yang tersisa. Setelah itu, akan dirapatkan lagi. Akan dicarikan solusi bagaimana,” katanya.

Baca juga:  Tergerus Air, Proyek Drainase Rusak di Sejumlah Titik

Selain barang, bantuan uang sekitar Rp 300 juta juga masih tersisa. Seluruhnya masih tersimpan di bank. Terkait pemanfaatan atau pengalihannya, masih dibahas bersama bagian hukum. “Kami perlu regulasi untuk pemanfaatan uang itu. Sedang dibicarakan terkait hukumnya,” ungkapnya.

Selama hampir lima bulan pengungsian berlangsung, total pengeluaran untuk keperluan logistik dapur umum tercatat Rp 913.945.072. Angka tersebut berasal dari donatur.  Dalam kurun waktu itu, pemkab belum mengeluarkan bantuan tak terduga yang disiapkan sebesar Rp 1,5 miliar. Biaya perawatan pasien mencapai Rp 1.533.093.000 dari rawat inap maupun jalan. Itu masih ditalangi RSUD Klungkung menggunakan dana operasional. Menutupi ini, pemkab mengusulkan ke pusat. Prosesnya sudah masuk penyiapan administrasi. (sosiawan/balipost)

Baca juga:  Sakala Restaurant Tak Setorkan PHR Rp 31 Miliar, Bapenda Lakukan Upaya Paksa

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *